DEMOCRAZY.ID - Di akhir pemerintahan Presiden Soekarno, Buya Hamka harus mendapatkan perlakuan tidak adil hingga dituduh mengkhianati negara.
Namun siapa sangka Buya Hamka sendiri merupakan teman dekat dari Presiden Soekarno sejak mereka masih muda.
Kepada Denny Sumargo, anak kelima dari Buya Hamka membeberkan hubungan sang ayah dengan Bapak Proklamator dan sifat ayahnya sehari-hari.
Dikutip dari kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo yang tayang pada 9 Maret 2022, anak kelima Buya Hamka mengatakan bahwa sang ayah dan Soekarno adalah teman baik.
"Kan dia temenan sama Soekarno itu dari muda, karena prinsipnya itu sama Soekarno dia diasingkan ke Puncak. Kenapa di Puncak? Karena dia punya penyakit asma," ucap anak Hamka.
Apalagi ayahnya merupakan salah seorang anggota dari Masyumi, salah satu organisasi yang dibenci oleh Bung Karno.
Denny Sumargo yang sedang berkunjung ke kediaman anak Hamka, menanyakan apa yang membuat ulama terkenal itu tidak membenci Bung Karno setelah difitnah.
"Saat pak Buya itu ditangkap, salah satu yang paling menyakiti hatinya adalah ketika orang yang menginterogasi beliau itu berkata bahwa 'Kamu menjual negara, kamu mengkhianati negara'," ucap Denny.
"Pernah cerita ya? Tapi apa sih yang membuat pak Buya Hamka itu bukan menjadi seorang sosok pendendam?" sambungnya.
Apalagi Hamka memenuhi permintaan sahabatnya dan memimpin sholat jenazah dari presiden pertama itu.
Salah satu cucu dari Hamka bernama Minong menyebutkan bahwa sang kakek tidak pernah mendendam karena ajaran dari ayah Hamka.
Minong mengaku dirinya sangat dekat dengan sosok Hamka selama ulama itu tersebut masih hidup.
Ia mengatakan hal itu karena dirinya tinggal serumah dengan kakek dan neneknyanya hingga Hamka memutuskan menikah dengan Siti Khadijah.
"Kita tinggal di sana, ibu bantuin, andung sampai nikah, sampai punya anak 2, sampai umi meninggal, umi meninggal, nambo (Hamka) nikah lagi sama nenek Siti Khadijah yang orang Cirebon," ucap Minong.
Ia juga menegaskan bahwa pernikahan kedua Hamka tidak ditentang sedikit pun oleh anak-anaknya karena mereka ingin sang ayah memiliki pendamping lagi.
"Gak (pertentangan) kan anak-anaknya yang nyariin. Anak-anak yang nyariin nenek ya dung? Nambo gak ada yang ngurusin, kan udh punya rumah masing-masing, kalau ibu tiap hari ke sana kan kasihan anak sama suaminya dia kan," tegas Minong. [Democrazy/Hops]