DEMOCRAZY.ID - Pahlawan nasional pertama Republik Indonesia ternyata bukan Soekarno atau Mohammad Hatta, melainkan Abdoel Moeis. Abdoel Moeis merupakan penulis novel Salah Asuhan yang sudah diangkat ke layar lebar. Selain sastrawan, ia juga seorang wartawan dan politikus. Abdoel Moeis lahir di Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat pada 3 Juli 1886, putra dari Datuk Toemanggoeng Sultan Sulaiman. Abdoel Moeis menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) pada zaman Hindia Belanda, lalu melanjutkan sekolah kedokteran STOVIA di Batavia. Namun, ia tidak menyelesaikan pendidikan kedokterannya karena sakit. Meski begitu, Abdoel Moeis mampu berbahasa Belanda dengan baik. Awal karirnya bermula saat ia diangkat oleh Direktur Pendidikan Mr. Abendanon. Abdoel Moeis merupakan orang pribumi pertama yang menjadi klerk atau pekerja kantoran. Namun, Abdoel Moeis keluar dari Department van Onderwijs en Eredienst (Departemen Pendidikan) yang membawahi STOVIA karena tidak disukai oleh pegawai Belan
Bukan Soekarno atau Hatta, Ternyata Sosok Ini Yang Jadi Pahlawan Nasional Pertama Republik Indonesia
Oktober 01, 2023
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Pahlawan nasional pertama Republik Indonesia ternyata bukan Soekarno atau Mohammad Hatta, melainkan Abdoel Moeis. Abdoel Moeis merupakan penulis novel Salah Asuhan yang sudah diangkat ke layar lebar. Selain sastrawan, ia juga seorang wartawan dan politikus. Abdoel Moeis lahir di Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat pada 3 Juli 1886, putra dari Datuk Toemanggoeng Sultan Sulaiman. Abdoel Moeis menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) pada zaman Hindia Belanda, lalu melanjutkan sekolah kedokteran STOVIA di Batavia. Namun, ia tidak menyelesaikan pendidikan kedokterannya karena sakit. Meski begitu, Abdoel Moeis mampu berbahasa Belanda dengan baik. Awal karirnya bermula saat ia diangkat oleh Direktur Pendidikan Mr. Abendanon. Abdoel Moeis merupakan orang pribumi pertama yang menjadi klerk atau pekerja kantoran. Namun, Abdoel Moeis keluar dari Department van Onderwijs en Eredienst (Departemen Pendidikan) yang membawahi STOVIA karena tidak disukai oleh pegawai Belan