POLITIK

Budayawan Eros Djarot: Bukan Parpol, The Real Winner Pemilu Adalah Oligarki!

DEMOCRAZY.ID
Oktober 05, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Budayawan Eros Djarot: Bukan Parpol, The Real Winner Pemilu Adalah Oligarki!



DEMOCRAZY.ID - Pemilu sepertinya bukan untuk rakyat bila ada pihak yang enggan keluar dari zona nyaman. 


Sebaliknya, malah menggunakan kekuasaan untuk merangkul pihak-pihak tertentu untuk kepentingan golongan bukannya rakyat.


Adalah oligarki yang diduga mencoba mengatur Pemilu untuk kepentingan mereka. Padahal, sejatinya partai politik itulah yang menjadi sarana serta penghubung bagi pemerintah dan rakyatnya.


Pandangan itu disampaikan Budayawan Eros Djarot dalam acara Satu Meja di Kompas TV beberapa hari lalu, Kamis (5/10).


"Artinya zona nyaman yang sudah mereka kuasai harus dipertahankan nah yang saya lihat makanya saya enggak tahu, mungkin saya berbeda sebetulnya perlombaan ini semua itu kan the real winner bukan partai-partai kok, para oligarki itu the real winner dalam konteks hari ini," kata Eros.


Menurut Eros, pengaruh oligarki saat ini bisa dilihat dari beberapa hasil survei, dimana hanya partai-partai itu saja yang menonjol.


"Apa yang kita lihat sehari-hari pendekatakan legal formalistik yang menang ya PDIP mungkin nanti Gerindra tapi who is the real winner? Sudah kita bisa baca dari ulah para petinggi politik hari ini," kata Eros.


Karena itulah, Eros justru bertanya tujuan dari Pemilu itu sendiri yang sejatinya dibuat untuk mensejahterakan rakyat.


"Pemilu atau pesta demokrasi ini pestanya rakyat atau petinggi partai?" tanya Eros.


Budayawan Eros Djarot Mimpikan Pilpres Diikuti Lima Paslon, Ini Alasannya


Lima calon pasangan capres dan cawapres dalam pemilu 2024 akan lebih baik ketimbang hanya tiga atau bahkan dua calon.


Pandangan itu disampaikan Budayawan Eros Djarot dalam acara Satu Meja di Kompas TV beberapa hari laluL, Rabu (4/10).


"Kalau saya pikir kalau ada 5 (paslon) lebih bagus 5 ini 3 mau dipaksakan 2," kata Eros.


Alasan Eros menginginkan banyak calon yang berlaga agar tidak ada pihak yang menginginkan atau melaksanakan salah satu paslon menang.


Bila itu terjadi, kemenangan itu mungkin tidak dirasakan oleh masyarakat.


"Itu kan hanya ada satu kelompok elite tertentu yang menginginkan yakin ya bahwa dengan Ganjar dipadukan dengan Pak Prabowo gitu pasti menang pokoknya satu putaran. Satu putaran yang berputar siapa?” tanya Djarot.  


“Itu yang penting lagi ada gak perputaran kekuasaan untuk pindah ke rakyat? Atau tetap di sini saja memang ada yang namanya satu putaran menjaga agar kekuasaan tidak berputar?" tanyanya lagi.


Bila hal ini terjadi, maka Djarot menilai pesta demokrasi hanya untuk partai politik saja bukan untuk rakyat. [Democrazy/RMOL]

Penulis blog