CATATAN POLITIK

'Ada Jokowi di Balik Terpilihnya Mahfud'

DEMOCRAZY.ID
Oktober 23, 2023
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Ada Jokowi di Balik Terpilihnya Mahfud'


'Ada Jokowi di Balik Terpilihnya Mahfud'


Tim Pemenangan Nasional Ganjar menargetkan kemenangan telak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Madura menjadi pangsa suara yang hendak dibabat dengan mengusung Mahfud Md sebagai cawapres dalam Pilpres 2024.


Mahfud Md resmi terpilih dan terdaftar menjadi cawapres pasangan Ganjar Pranowo. Dia menggeser sejumlah nama yang sempat menguat dan digadang-gadang. Pertaliannya dengan Madura dan kedekatannya dengan Nahdlatul Ulama (NU) menjadikannya calon kuat yang disiapkan untuk menggempur suara Jawa Timur.


“Kami tentu menjadikan Jawa Timur sebagai medan perebutan suara dan, untuk harapkan menang di situ, kami yakin menang di situ. Pak Mahfud kan orang Madura, orang Jawa Timur, ya,” ujar Benny Rhamdani, Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, kepada reporter detikX.


Benny menuturkan suara kuat Ganjar di Jawa Tengah dan Jawa Timur setidaknya menjadi garansi untuk bisa menguatkan kemungkinan memenangkan suara di dua wilayah tersebut. Kemenangan di dua provinsi tersebut, menurutnya, cukup untuk memenangkan Pemilu 2024. Dari data yang dihimpun detikX, memang dalam Pileg 2019, PDI Perjuangan, partai pengusung Mahfud dan Ganjar, memperoleh kursi terbanyak, 26 kursi di Jawa Tengah dan 20 kursi di Jawa Timur.


“Tentu dengan tidak mengabaikan suara-suara dari wilayah tengah dan timur Indonesia, itu juga penting,” jelas Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura tersebut.


Lebih dari dua sumber detikX yang mengetahui proses penentuan cawapres pendamping Ganjar Pranowo menyebutkan Mahfud Md menjadi bakal calon yang kuat kala itu, menyingkirkan sejumlah nama, seperti Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Khofifah, dan Erick Thohir, karena ditargetkan untuk mengeruk suara PDI Perjuangan yang masih lemah di beberapa wilayah Jawa Timur.


Wilayah yang dimaksud adalah daerah Tapal Kuda, yang meliputi Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, dan Probolinggo, serta wilayah Sumenep, Pamekasan, dan Sampang.


Ketua Departemen Bidang Pemerintahan di DPP PDI Perjuangan Masinton Pasaribu membenarkan bahwa Mahfud Md dipilih untuk menguatkan suara di berbagai wilayah. “Iya, tentu setiap pertimbangan untuk memutuskan seseorang untuk calon wakil presiden itu kan satu, selain kinerja, rekam jejaknya, ya, juga bentuk faktor elektabilitas juga. Iya dong, agar nanti bisa memperbesar suara,” tuturnya saat berbincang dengan reporter detikX.


Meski demikian, Masinton menampik jika kemudian dikatakan bahwa Jawa Barat tidak diperhitungkan menjadi fokus pemenangan Ganjar-Mahfud. Ia menilai reputasi Mahfud yang dikenal luas dan disukai masyarakat perkotaan dan pedesaan membuatnya mudah menjangkau Jawa Barat.


“Di Jawa Barat ya tetap satu suara, kan, sangat berarti untuk kemenangan. Artinya itu, Jawa Barat itu akan tetap digarap secara intens dan serius. Termasuk juga di luar Pulau Jawa,” ujarnya. 


Menyoal terpilihnya Mahfud Md, meski sejumlah survei elektabilitasnya masih di bawah Erick Thohir maupun Ridwan Kamil, Masinton tak memusingkannya. Sebab, menurutnya, survei merupakan sesuatu yang dinamis dan berubah seiring dengan deklarasi Mahfud sebagai cawapres. Misalnya saja menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) sepanjang 1-8 Juli 2023, posisi elektabilitas Mahfud di urutan nomor tiga sebesar 9,9 persen, setelah Erick Thohir 14,3 persen dan Ridwan Kamil 13,5 persen.


Saran Jokowi di Balik Terpilihnya Mahfud Md


Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy atau Rommy menuturkan ada campur tangan Presiden Jokowi dalam pemilihan Mahfud Md sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Dia menuturkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sempat meminta pendapat kepada Jokowi.


“Ibu menyampaikan hal ini tidak terlepas dari endorsement Pak Jokowi karena, dua pekan terakhir, ketika Bu Mega bertemu dengan Pak Jokowi di dalam kesempatan tertutup, di situ Pak Jokowi itu mengajukan dua nama saja sebenarnya, Pak Mahfud dan Pak Sandi,” ungkap Rommy kepada reporter detikX.


Inilah yang membuat Mahfud melenggang bersama Ganjar pada hari deklarasi cawapres Rabu (18/10/2023). Mahfud tampak mengenakan kemeja hijau yang memiliki corak batik Tengkawang Ampiek, yang berasal dari Kalimantan Timur.


Banyak yang mengatakan kemeja warna hijau tersebut melambangkan warna NU. Beberapa lainnya menyebutkan itu merupakan tanda damai dan persatuan untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai partai koalisi yang selama ini mengusung Sandiaga Uno sebagai bacawapres Ganjar.


PPP, ujar Rommy, pasrah menerima keputusan tersebut. Hal itu juga terucap secara langsung oleh Sandiaga Uno kepadanya.


“Sudah, Gus, saya sudah pasrah, Gus,” kata Sandiaga seperti diturutkan ulang oleh Rommy.


“Situasinya memang beliau (Sandiaga Uno) sudah sadar sebenarnya sejak Pak Jokowi meng-endorse nama Pak Mahfud ke Bu Mega,” kata Rommy. 


Rommy bercerita mulanya bacawapres mengerucut pada lima nama dengan keunggulan masing-masing. Sandiaga Uno, Mahfud Md, Ridwan Kamil, Khofifah, dan Basuki. Sepekan kemudian, bakal cawapres mengerucut menjadi tiga nama: Sandiaga Uno, Mahfud Md, dan Khofifah. Namun, di perjalanan, Khofifah mengundurkan diri karena tidak mendapat endorsement dari Presiden dan tergantikan oleh Ridwan Kamil, yang diusulkan Hary Tanoesoedibjo.


Inilah yang membuat nama Mahfud dan Ridwan Kamil menguat. Ini sejalan dengan liputan mendalam detikX yang bertajuk “Jodoh Ganjar di Laci Mega: Mahfud atau Ridwan Kamil”.


Rommy menganggap Megawati memakai rumus lama untuk menentukan cawapres, yaitu yang memiliki latar belakang NU dan berusia lebih tua. Sejak awal, menurutnya, mengajukan Sandiaga Uno sebenarnya merupakan jalan yang berat karena tidak memenuhi kriteria tersebut.


“Kami memilih atau akhirnya menerima Pak Mahfud sebagai calon wakil presiden ini kan untuk kebutuhan Indonesia yang bersih dan konsisten di dalam penegakan hukum ke depan. Karena sepuluh tahun kemarin ini kan, PR penegakan hukum kita kan karut-marut, gitu,” tandas Rommy.


Ganggu Basis PKB


Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku tak gentar menanggapi terpilihnya Mahfud Md sebagai cawapres pendamping Ganjar. Menurutnya, PKB lebih kuat di Jawa Timur untuk menyokong pasangan capres serta cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.


“Jejak Pak Mahfud di Jawa Timur kan biasa-biasa saja, kedekatan dengan NU juga biasa-biasa saja. Ya kami bersyukur. Artinya, meskipun ada sedikit gangguan, ada (calon) Jawa Timur juga yang maju, tapi tidak membuat kami gentar, tidak membuat kami panik,” terangnya kepada reporter detikX via sambungan telepon.


Menurutnya, menyoal hubungan dengan pesantren, Muhaimin Iskandar jauh lebih dekat dan berpengalaman. Selain itu, PKB memiliki mesin politik yang sudah aktif bekerja di Jawa Timur jauh hari.


“Yang jelas, yang saat ini dimiliki oleh kader PKB adalah militansi karena ketua umumnya maju. Saya yakin para caleg yang pernah atau yang baru, para jajaran pengurus saat ini memiliki semangat baru. Itu akan mengalahkan strategi yang lain,” ujar Wakil Ketua MPR RI tersebut.


Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan dipilihnya Mahfud Md sebagai cawapres Ganjar bakal mendatangkan pencapaian multisegmen. Selain bisa menguatkan suara NU dan Madura, Mahfud Md, yang diusung partai pemenang pemilu sebelumnya di Jawa Timur, akan semakin meningkatkan faktor dukungan.



“(Tapal Kuda dan Madura) sangat mungkin menebalkan dukungan Pak Mahfud dan Ganjar. Bahkan, tanpa Tapal Kuda dan Madura, Mahfud juga bakal diterima di tempat yang lain. Yang publik lupa membacanya, jangan melihat Pak Mahfud sebagai personal, Pak Mahfud satu kesatuan dengan mesin politik partai pengusungnya,” jelas Adi kepada reporter detikX.


Adi melanjutkan multisegmen yang dimaksud juga merujuk pada kekuatan proporsi pendukung Mahfud di luar Jawa yang cukup tinggi dibanding calon lainnya. Berdasarkan survei Litbang Kompas sepanjang 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, Mahfud ternyata merupakan cawapres yang paling kuat di wilayah luar Pulau Jawa. Mahfud Md memiliki proporsi pendukung terbesar di angka 52 persen. Disusul Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 49,3 persen, Erick Thohir sebesar 43,1 persen, Sandiaga Uno 41,1 persen, dan Ridwan Kamil sebesar 25,2 persen.


“Jangan lupa, non-Jawa itu juga penting. Non-Jawa itu adalah pangsa pemilih. Bahwa Jawa adalah kunci, ya, itu tidak bisa dibantah. Tapi ingat, jangan-jangan non-Jawa ini justru yang akan menjadi kunci kemenangan, karena ketiga capres kan fokus bertempurnya di Jawa. Tapi di luar nggak dipikirkan,” tandas Adi.


Sumber: DetikX

Penulis blog