POLITIK

Voxpol: Wacana Duet Prabowo-Ganjar Sulit Diwujudkan, Anies Bisa Jadi Kuda Hitam!

DEMOCRAZY.ID
September 27, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Voxpol: Wacana Duet Prabowo-Ganjar Sulit Diwujudkan, Anies Bisa Jadi Kuda Hitam!



DEMOCRAZY.ID - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan wacana duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam satu paket pasangan capres dan cawapres memiliki potensi untuk memenangkan pemilihan presiden dengan lebih mudah dalam format dua kandidat calon presiden.


Namun, wacana ini berpotensi menimbulkan kompleksitas perihal penentuan siapa calon presiden dan siapa yang akan menjadi wakilnya. 


Hal ini adalah persoalan rumit dan pelik karena akan berkaitan secara langsung dengan elektabilitas partai di tengah proses pemilu yang dilakukan secara serentak.


"PDI-P tidak akan dengan mudah mengorbankan posisinya sebagai partai pemenang pemilu demi memuluskan langkah Prabowo dan Gerindra, begitu pula dengan Gerindra yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Prabowo sebagai calon presiden," katanya dalam keterangan tertulis Rabu 27 September 2023.


Membaca kompleksitas ini, menurut Pangi, pada akhirnya mengantarkan prediksi bahwa wacana ini sulit untuk diwujudkan. Meskipun semua kemungkinan itu bisa terjadi. 


Anies bisa jadi kuda hitam


Pangi mengamati, bila akhirnya format duet Prabowo-Ganjar tidak terbentuk maka tetap ada tiga poros koalisi. Yakni Prabowo, Ganjar dan Anies. 


Tiga poros itu kata Pangi menjadi dilema bagi kubu nasionalis seperti PDIP dan Gerindra. Musababnya kehadiran yang poros Anies-Cak Imin membuka peluang hadirnya kuda hitam. 


"(Anies-Cak Imin) sebab jarak elektabilitasnya dengan Ganjar Pranowo tidak terpaut terlalu jauh," kata dia. 


Pangi memaparkan dalam Survei Voxpol Center pada 24 Juli -2 Agustus 2023 menunjukkan belum ada kandidat dengan elektabilitas yang cukup meyakinkan dan ketiga kandidat tidak terpaut terlalu jauh. 


Pangi mengatakan dalam simulasi tiga capres, Prabowo Subianto unggul dengan prosentase suara berbeda tipis dengan Ganjar Pranowo, lalu disusul Anies. 


"Nama Prabowo Subianto dengan elektabilitas 36,5 persen di posisi pertama, Ganjar Pranowo 30,4 persen dan Anies Rasyid Baswedan 26,4 persen, dan Swing votersnya 6,7 persen," kata dia. 


Pangi menyebutkan dari gambaran hasil Survei Voxpol ini dapat dikatakan ada potensi pemilu dilakukan dua putaran. 


Menurut Pangi yang menjadi sorotannya adalah jika Anies Baswedan berhasil masuk ke putaran kedua, maka peluangnya untuk menang terbuka lebar. 


"Pasalnya perebutan suara di kalangan pemilih yang belum menentukan pilihan dan pergeseran suara pada putaran kedua adalah kunci kemenangan," ucapnya. 


Survei Voxpol 24 Juli -2 Agustus 2023, dilakukan dengan mewawancarai tatap muka menggunakan 1.200 responden, dengan surveyor terlatih. 


Sebaran sampel tersebar di seluruh provinsi Indonesia.  Metode sampel diambil dengan Multistage Random Sampling. Lalu Survei memiliki margin error sebesar 2,83 persen. 


Sikap PDIP dan Prabowo 


Internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membahas peta politik memasangkan Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2024.


Wacana itu dibahas oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. 


"Baru wacana Mbak Puan, Pak Hasto. Eksekusinya belum," kata politisi PDIP, Yohanes Aria Bima Trihastoto, saat dihubungi pada Senin, 25 September 2023.


Aria belum memastikan apakah rencana itu sudah disampaikan kepada Prabowo. Menteri Pertahanan itu, kini digadang-gadang sebagai calon presiden yang diusung Partai Gerindra. 


Namun, untuk menemukan titik terang menduetkan Ganjar-Prabowo perlu duduk bersama. "Saya katakan, kita harus bermufakat," ujar dia.


Aria tak menjelaskan kapan rencana ini muncul di internal partainya. Dia mengatakan, keinginan untuk menduetkan Ganjar dan Prabowo itu atas pertimbangan meredam konflik dan pemborosan biaya Pilpres 2024.


"Sejak bergulir keinginan kita untuk dua poros ini Pak Sekjen (Hasto) menyampaikan kepada saya dengan pertimbangan sosiologis, psikologi-ekonomi," kata dia. 


Dari sisi sosiologis, pemilihan presiden dengan dua pasangan calon itu akan berlangsung satu putaran. Jika tiga pasangan, maka pemilihan bergulir ke putaran kedua. 


"Polarisasi lebih tajam di putaran kedua," kata dia. Menurutnya, jika dua putaran, masyarakat cenderung terpolarisasi. Dan itu akan berlangsung di putaran berikutnya. "Konflik itu diperkuat lagi," ujarnya.


Namun, jika satu putaran, dia mengatakan penguatan konflik melemah. Sebab, di putaran pertama konflik tidak membesar karena masih berlangsung suasana pemilihan legislatif. 


Dalam pengertian PDIP, Aria berujar, dua calon lebih organik. "Lebih bermusyawarah, mufakat, dan berembuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," tutur Aria.


Sementara dari sisi ekonomi, pembiayaan pemilihan presiden akan memakan dana besar. Aria menghitung satu putaran pemilihan presiden menguras dana Rp 17 triliun. 


Selanjutnya, jika dua putaran, menelan anggaran sebesar Rp 34 triliun. "Itu kuantitatif, Rp 17 triliun itu bisa kita irit," ujar dia.


Angggota Komisi VI DPR RI itu membantah wacana menghendaki dua pasangan calon presiden di Pilpres 2024 karena mengkhawatirkan Ganjar Pranowo kalah di putaran kedua. Putaran kedua terjadi jika ada tiga pasangan berduel.


"Sah-sah saja memberikan komentar demikian. Tapi kita yakin, kok, kita akan menang," kata ucap Aria. 


Dalam berbagai survei nama Prabowo berada di posisi teratas dan diikuti Ganjar, Anies Baswedan.


Adapun Prabowo Subianto ketika ditanya perihal peluang duet dirinya dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, justru menyinggung soal kerukunan.


"Yang kita dambakan adalah selalu persatuan, kerukunan," kata Prabowo usai acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis malam, 21 September 2023. [Democrazy/Tempo]

Penulis blog