POLITIK

Usai Polemik Azan Maghrib, Kini Viral Video Ganjar Jadi Marbot Masjid, Komentar Netizen Bikin Ngakak!

DEMOCRAZY.ID
September 14, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Usai Polemik Azan Maghrib, Kini Viral Video Ganjar Jadi Marbot Masjid, Komentar Netizen Bikin Ngakak!



DEMOCRAZY.ID - Usai video viral capres PDIP, Ganjar Pranowo masuk dalam tayangan azan maghrib di stasiun televisi swasta, RCTI, kini kembali viral video mantan Gubernur Jateng tengah mencuci tempat wudhu salah satu masjid.


Video berdurasi kurang lebih 11 detik yang diunggah akun instagram @akhwat.riau1945 itu, tampak Ganjar Pranowo membersihkan dinding kramik tempat wudhu.


Cara menyikat dinding kramik bak merbot profesional. Aksi Ganjar Pranowo itu pun menuai beragam komentar pro dan kontra dari netizen.


@ufadh268 Minim prestasi jadi pencitraan receh.


@hellymhas Undangan BEM gimana. Malah pura-pura jadi marbot.


@mus.aesthetic_ Setelah melihat ini Pak Ganjar emang lebih bagus jadi marbot ketimbang jadi presiden.


Capres PDIP, Ganjar Pranowo masuk dalam tayangan azan magrib di stasiun televisi swasta, RCTI. 


Dalam memon itu, Ganjar Pranowo yang menggunakan kemeja putih dan peci hitam mempersilahkan para jamaah agar segera memasuki masjid.


Kehadiran politisi PDIP disalah satu stasiun di bawah naungan MNC Group milik Harry Tanoesoedibjo atau HT memantik beragam persepsi.


Banyak yang menilai, tampilnya Ganjar Pranowo di azan stasiun televisi swasta, RCTI itu merupakan politik identitis terselubung.


Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah KH Cholil Nafis menilai bahwa indentitas politik dan politik identitas adalah hal yang berbeda.


Menurutnya, indentitas politik itu merupakan keniscayaan yang tidak bisa lepas dari berbagai kegaitan sehari-hari.


"Identitas politik itu niscaya," kata Kyai Cholil dikutip di akun X (twitter), Senin, 11 September 2023.


Kyai Cholil juga memberikan contoh perihal identitas politik, seperti halnya ditayangan azan salah satu capres yang lagi viral masuk televisi swasta.


"Seperti saat adzan berwudhu. Siap-siap shalat meskipun dalam iklan TV," ujarnya.


Namun, kata Kyai Cholil, identitas politik itu tidaklah dilarang dalam aturan negara, berbeda dengan politik identitas yang jelas melanggar aturan negara dan norma-norma agama.


"Yang tidak boleh itu mengatasnamakan agamanya lalu melarang orang lain menunjukan kesalehan beragamanya. Itu bedanya identitas politik keniscayaan sedangkan politik identitas dilarang," ujarnya.


[VIDEO]



[Democrazy/PojokSatu

Penulis blog