DEMOCRAZY.ID - Ketua Jaringan Relawan Nasional Anies Baswedan (Jarnas ABW) Jawa Timur, Dhimam Abror menguak proses terpilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Calon Presiden Anies Baswedan di Pilpres 2024 nanti.
Menurut dia, keputusan untuk memilih Cak Imin bukan muncul tiba-tiba. Tetapi sudah melalui serangkaian pembahasan intensif melibatkan para kiai senior.
“Puncaknya itu sebenarnya 10 Agustus kemarin ketika halaqah 200 kiai di Pondok Pesantren Ndresmo. Di situ yang mengkoordinir adalah Gus Mahasin (KH Nasirul Mahasin), kakaknya Gus Baha (KH Ahmad Bahaudin Nursalim),” kata Abror, Sabtu (2/9/2023).
Abror mengatakan nama Cak Imin telah mengerucut pada pertemuan tersebut. “Memang promotornya adalah Gus Mahasin,” kata dia.
Dia melanjutkan, saat itu ada lima nama muncul untuk menjadi kandidat cawapres Anies.
Kelima nama itu adalah Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur dan Ketua Umum PP Muslimat NU), Yenny Wahid, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Mahfud MD (Menko Polhukam dan tokoh NU), serta Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Ketum Partai Demokrat).
“Tapi karena Khofifah menolak, Yenny juga tidak bersedia, maka nama Imin itu muncul nomor satu. Sejak itu sebenarnya sudah intensif komunikasinya, baik langsung maupun melalui Gus Mahasin,” kata dia.
Jauh sebelum itu, kata Abror, sebenarnya sudah dijadwalkan pertemuan dengan Cak Imin ketika Anies sedang di Surabaya. Tepatnya sebelum Anies menjalankan ibadah haji.
“Tapi Cak Imin (belum bersedia) dengan berbagai alasan,” kata dia.
Abror juga mengungkap, alasan pemilihan Cak Imin yaitu lantaran elektabilitas Anies di Jatim masih sangat lemah dibandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Sehingga diharapkan suara Cak Imin bisa mendongkrak elektabilitas Anies di Jatim.
Pun soal keluarnya Demokrat dari koalisi pengusung Anies, Abror menyatakan hal itu sudah diperhitungkan.
Para relawan, kata dia, sudah memahami dalam politik pasti ada kekecewaan dan setiap keputusan tentu tidak bisa menyenangkan semua orang.
“Memilih AHY pun belum tentu menyenangkan semua orang. Saya kira ini risiko dalam politik,” kata dia.
Lebih lanjut, Abror menyatakan para relawan tetap tegak lurus kepada Anies Baswedan.
“Sebagaimana semboyannya relawan Anies Baswedan Jawa Timur, ‘tali duk tali layangan, pilihane sithok, Anies Baswedan’,” tegas Abror. [Democrazy/BJ]