DEMOCRAZY.ID - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo berkomentar soal pernyataan viral Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono ancam 'piting' warga Rempang.
Sebelumnya, pernyataan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono yang memerintahkan prajuritnya untuk memiting masyarakat atau warga di Pula Rempang, Batam, Kepulauan Riau saat melakukan demonstrasi.
“Lebih banyak dari masyarakatnya, itu satu orang miting satu itu gimana, Ya, Masyarakatnya seribu kita turunkan seribu. Satu miting satu, itu kan selesai,” ucapnya.
“Gak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tau dipiting? Nah itu dipiting satu-satu,” imbuhnya.
Di mana pernyataan Panglima TNI itu viral di media sosial hingga mendapat reaksi dari berbagai kalangan.
Salah satunya dari Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia mengungkapkan hal itu di dalam podcast Refly Harun.
Awalnya Refly Harun menanyakan soal protap peran TNI dalam perbantuan di dalam konflik agraria seperti di Pulau Rempang.
Menjawab hal itu, Jenderal TNI Gatot mengaku proses perbantuan TNI itu diminta oleh pihak Kepolisian, dalam hal ini kapolres setempat meminta kepada atasannya.
"Kemudian kapolda, Pangdam, lalu Pangdam memerintahkan bantuan yang diminta adalah bantuan tindakan Kepolisian, bukan tindakan Militer," ujarnya yang dilansir dari Youtube Refly Harun.
Kemudian, Gatot menjawab soal pernyataan kontroversial dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono soal kata 'Piting'.
Dirinya pun mengajak orang untuk berpikiran positif dalam hal ini, karena menurutnya Panglima TNI mengucapkan hal itu karena ada kata pengantarnya.
"Dalam konteks itu ada kata pengantar dari kalimat Panglima TNI,'kalau Prajurit saya bawa senjata, bawa alat pentung, dia tidak punya mental seperti Polisi yang digebukin diam aja,' kan gitu, dia bisa marah, bisa mengejar," ucapnya.
"Dan itu wajar-wajar saja karena secara psikologi berbeda polisi dengan Tentara, Polisi selalu akan bersahabat dengan rakyat," tambahnya.
Sedangkan untuk TNI itu sedang berhadapan dengan musuh, pandangan psikologinya seperti itu menurut Gatot Nurmantyo.
"Dan kata-kata dari Panglima ini, Panglima paham betul Psikologi Prajurit," ujarnya.
Hal lainnya yang dilihat oleh Jenderal Gatot adalah bahwa saat itu Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono takut.
"Takut melanggar HAM berat, takut gak punya daya tahan karena situasional, takutnya pas sore-sore belum makan lah, ada ribut sama bininya dsb, maka tidak boleh menggunakan perlengkapan, untuk menguatkan hatinya," imbuhnya.
Pada kesempatan di podcast tersebut, Gatot Nurmantyo juga menerangkan soal kata 'Piting' yang dilontarkan oleh Laksamana TNI Yudo Margono.
Menurutnya piting yang dimaksud itu bukan piting dalam situasi perkelahian, tetapi untuk melumpuhkan.
"Melumpuhkan tanpa mencederai," jelasnya. [Democrazy/TvOne]