DEMOCRAZY.ID - Presiden Jokowi mengingatkan untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin penggantinya karena sangat menentukan arah bangsa di masa depan.
Apalagi, Jokowi mengatakan 3 pelaksaan pemilu di 2024, 2029 dan 2034 menjadi penentuan Indonesia menjadi negara maju.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara Rembuknas organ relawan Solidaritas Merah Putih (solmet) di Gedung Putih Tio Ma, Bogor, Sabtu (16/9).
"Saya ingin menyampaikan hati-hati dalam menentukan kepemimpinan nasional 2024. Karena menyangkut 273 juta rakyat kita di 17 ribu pulau mereka tinggal," kata Jokowi.
"Pada tiga periode kepemimpinan nasional ke depan ini sangat menentukan, pertama di 2024, 2029, 2034 ini sangat menentukan sekali, negara ini bisa melompat menjadi negara maju dan sejahtera atau tidak," sambungnya.
Dia menyebut tak ada negara yang tidak ingin sejahtera. Jokowi pun berterima kasih kepada relawan yang menunggu arahannya terkait 2024.
"Kita ingin semua sejahtera, ada yang tidak ingin sejahtera tunjuk jari? Saya beri sepeda. Semua kita ingin sejahtera. Oleh sebab itu saya sangat menghargai, terima kasih atas tadi yang telah disampaikan, tegak lurus. Enggak usah saya lanjutkan, tegak lurus sudah nangkap semuanya kan," ucap dia.
Selain itu, Jokowi juga berbicara terkait kepercayaan masyarakat yang perlu dibangun seorang pemimpin.
"Yang kedua yang ingin saya sampaikan, bahwa yang namanya kepercayaan itu adalah dibangun dalam waktu yang sangat panjang, dan dilakukan dalam setiap pekerjaan apa pun," kata Jokowi.
Ia mencontohkan saat dirinya menjadi pebisnis hingga sukses terjun di dunia politik.
"Saat merintis usaha, saya mulai dari nol. Yang saya lakukan adalah mendapatkan kepercayaan, mendapatkan bahan baku tanpa bayar, tapi bisa nyicil, karena apa? Orang percaya pada saya. Begitu juga di dalam karier politik, yang saya bangun juga sama, kepercayaan. Kalau orang sudah tidak dipercaya, sulit sekali. Membuat kebijakan, policy, karena orang sudah tidak percaya," tandasnya.
Jokowi: 2024, 2029, 2034 Sangat Menentukan, RI Jadi Negara Maju atau Berkembang
Presiden Jokowi menyebut kepemimpinan yang tepat menjadi faktor penting untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju di masa depan.
Ia mengatakan jika pemimpin masa depan tidak tepat, maka Indonesia akan terjebak menjadi negara berkembang.
Jokowi menilai tiga tahun pemilu yang akan datang menjadi momen yang sangat menentukan.
"Saya ini saya ulang tapi ini penting 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau kita terjebak dalam middle income trap terjebak pada jebakan negara berkembang," kata Jokowi saat membuka Rakernas Seknas Jokowi di Bogor, Jabar, Sabtu (16/9).
Dia mencontohkan banyak negara lain yang tidak berhasil keluar dari jebakan negara berkembang.
"Saya berikan contoh di Amerika Latin tetap banyak negara tahun 50, tahun 60, tahun 70 sudah menjadi negara berkembang tapi sampai saat ini mereka juga masih tetap menjadi negara berkembang tidak bisa keluar dari jebakan itu," imbuhnya.
Karena itu, ia menyebut Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi yang ada. Menurutnya, hal itu akan menjadi tantangan yang sulit.
"Kita tidak mau dan kesempatan itu hanya ada di 3 periode kepemimpinan nasional kita. Itulah yang sulit. Yang ngomong bukan saya, yang ngomong pakar-pakar, baik dari IMF, World Bank (...) Mackenzie, Bappenas. Kita coba, kita hitung ulang karena kita punya bonus demografi kita punya kesempatan Indonesia (...) itu yang sulit," ucap Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi mengaku tidak memikirkan kepentingannya sendiri namun untuk kemajuan bangsa.
"Saya berpikiran negara ini harus menjadi negara yang maju negara makmur. Tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan," tandas Jokowi. [Democrazy/Kumparan]