DEMOCRAZY.ID - Tragedi gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI adalah salah satu peristiwa berdarah paling kelam pasca kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut mengakibatkan tujuh korban tewas, dengan enam di antaranya adalah jenderal dan satu lagi seorang perwira TNI Angkatan Darat. Beberapa hari setelah peristiwa itu, terjadi aksi penculikan, penahanan dan pembunuhan massal terhadap lebih ratusan ribu orang yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Rentetan sejarah kelam itu sampai sekarang masih membekas di masyarakat. Setiap tahunnya selalu ada refleksi untuk memperingati tragedi yang menciderai nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Pada periode 1965, Jawa Tengah dikenal memiliki basis pendukung PKI sangat besar. Sehingga saat meletusnya peristiwa pembersihan terhadap orang-orang PKI. Korban yang berjatuhan di Jawa Tengah mencapai 40.000 orang. Berdasarkan data yang tulis oleh Martin Aleida dalam buku 'Tuhan Menangis, Terluka'. Berikut i
Mengingat Kembali Tregedi Berdarah G30S PKI di Jawa Tengah, Ribuan Orang Dibunuh Karena Dianggap Berkhianat
September 30, 2023
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Tragedi gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI adalah salah satu peristiwa berdarah paling kelam pasca kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut mengakibatkan tujuh korban tewas, dengan enam di antaranya adalah jenderal dan satu lagi seorang perwira TNI Angkatan Darat. Beberapa hari setelah peristiwa itu, terjadi aksi penculikan, penahanan dan pembunuhan massal terhadap lebih ratusan ribu orang yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Rentetan sejarah kelam itu sampai sekarang masih membekas di masyarakat. Setiap tahunnya selalu ada refleksi untuk memperingati tragedi yang menciderai nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Pada periode 1965, Jawa Tengah dikenal memiliki basis pendukung PKI sangat besar. Sehingga saat meletusnya peristiwa pembersihan terhadap orang-orang PKI. Korban yang berjatuhan di Jawa Tengah mencapai 40.000 orang. Berdasarkan data yang tulis oleh Martin Aleida dalam buku 'Tuhan Menangis, Terluka'. Berikut i