POLITIK

Kelemahan Capres Ini Disorot Asing, Prabowo-Anies-Ganjar?

DEMOCRAZY.ID
September 04, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Kelemahan Capres Ini Disorot Asing, Prabowo-Anies-Ganjar?



DEMOCRAZY.ID - Pemilihan Presiden (Pilpres) RI 2024 terus menjadi pemberitaan media dunia. 


Terbaru, laporan terkait kontestasi orang nomor satu di Indonesia itu menjadi bahan pemberitaan media Singapura, Channel News Asia (CNA).


Kelemahan salah satu capres RI di Pilpres 2024 disorot. Lalu apakah ini terkait Prabowo Subianto, Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo?


CNA pada pemberitaan Senin (4/9/2023) memberitakan terkait salah satu bakal capres RI, Ganjar Pranowo. 


Media itu memuat analisis bagaimana Ganjar yang akan menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu membuat analis berpandangan beragam soal kinerjanya.


"Tidak mudah menilai kinerja seorang kepala daerah," tulis media itu mengutip dosen sosial dan politik yang tinggal di Yogyakarta, Wawan Mas'udi.


"Gubernur itu jabatan istimewa karena harus berada di tengah. Dia perlu menjembatani tuntutan dan kebutuhan pemerintah pusat dan bupati dan wali kota," imbuhnya.


Meski Ganjar disebut memiliki gaya komunikasi yang terbuka dan mudah didekati oleh masyarakat, namun mereka menyimpulkan bahwa hal tersebut mungkin tidak cukup untuknya memimpin 270 juta jiwa RI. 


Mengutip analis Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini, CNA menulis Ganjar belum memiliki terobosan besar dalam memimpin Jateng, selain hanya tenar di media sosial.


"Belum ada terobosan berarti. Ia belum memiliki prestasi...selain kehadirannya di media sosial yang semua orang tahu," tambahnya.


Wilayah Jawa Tengah bagian Utara, yang mengalami penurunan permukaan tanah dan sering dilanda banjir, juga masih sering tergenang air. 


Pemerintahan Ganjar telah mencoba mengatasi masalah ini dengan membangun tanggul, namun sejauh ini belum memperbaiki situasi.


"Tanggul tidak berpengaruh. Di daerah saya misalnya Pekalongan kurang berhasil," imbuh Sardini lagi.


"Ada banyak industri yang menyebabkan penurunan permukaan tanah, dan perubahan iklim juga berperan, namun masyarakat harus bisa mengurangi dampaknya."


Ia juga mencontohkan kasus lain yang belum terselesaikan, seperti kontroversi penambangan andesit di Wadas dan beroperasinya perusahaan semen PT Semen Indonesia di Rembang.


Penambangan andesit di Wadas merupakan proyek nasional yang menuai kontroversi sejak 2019. 


Penambangan andesit tersebut akan digunakan untuk membangun bendungan yang berjarak sekitar 12 km dari lokasi.


Beberapa penduduk setempat menentangnya karena percaya bahwa hal tersebut akan merusak lingkungan, sementara beberapa lainnya mempertanyakan apakah pertambangan tersebut memiliki izin yang diperlukan.


Begitu pula dengan kehadiran PT Semen Indonesia di Rembang yang juga tak kalah kontroversialnya. 


Beberapa warga setempat menganggap pembangunan pabrik semen akan merusak lingkungan dan mengancam pasokan makanan dan air, terutama karena banyak sawah di dekatnya.


Meski begitu, CNA juga menyorot pemberantasan kemiskinan selama masa jabatannya. 


Menurut Badan Pusat Statistik, ketika Ganjar mulai menjabat pada tahun 2013, tingkat kemiskinan moneter di Jateng adalah sekitar 14,5% namun kini jumlahnya sekitar 10,7%. [Democrazy/CNBC]

Penulis blog