DEMOCRAZY.ID - Wacana menduetkan bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, dengan bakal calon presiden koalisi PDIP, Ganjar Pranowo, setidaknya menyiratkan 3 tafsir. Pertama, ada upaya untuk memecahkan koalisi partai politik pendukung Prabowo. Padahal, kepergian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari KIM dan bergabungnya Partai Demokrat justru memperkuat koalisi Prabowo. “Operasi opini tersebut mungkin saja, maaf jika berprasangka buruk, dimaksudkan untuk menciptakan keragu-raguan untuk tujuan memecah-belah komitmen dari koalisi parpol yang mendukung Pak Prabowo sebagai calon presiden,” kata Wakil Koordinator Rumah Besar Relawan Prabowo 08, Haris Rusly Moti, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/9). Dari opini yang berkembang, lanjut Haris, Prabowo seakan ditempatkan menjadi bacawapres Ganjar. Padahal, dia menegaskan, seluruh partai politik yang tergabung di dalam KIM berkomitmen untuk mengusung Prabowo sebagai capres. “Jika benar ada niat buruk seperti
DEMOCRAZY.ID - Wacana menduetkan bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, dengan bakal calon presiden koalisi PDIP, Ganjar Pranowo, setidaknya menyiratkan 3 tafsir. Pertama, ada upaya untuk memecahkan koalisi partai politik pendukung Prabowo. Padahal, kepergian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari KIM dan bergabungnya Partai Demokrat justru memperkuat koalisi Prabowo. “Operasi opini tersebut mungkin saja, maaf jika berprasangka buruk, dimaksudkan untuk menciptakan keragu-raguan untuk tujuan memecah-belah komitmen dari koalisi parpol yang mendukung Pak Prabowo sebagai calon presiden,” kata Wakil Koordinator Rumah Besar Relawan Prabowo 08, Haris Rusly Moti, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/9). Dari opini yang berkembang, lanjut Haris, Prabowo seakan ditempatkan menjadi bacawapres Ganjar. Padahal, dia menegaskan, seluruh partai politik yang tergabung di dalam KIM berkomitmen untuk mengusung Prabowo sebagai capres. “Jika benar ada niat buruk seperti