DEMOCRAZY.ID - Bakal calon presiden Anies Baswedan menceritakan alasan menulis surat berisi kalimat meminta Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan di Pilpres 2024.
Surat itu sebelumnya beredar di media sosial, setelah Anies memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden.
Anies mengatakan pada Jumat (25/8) lalu, utusannya di Tim 8 menemuinya dan membicarakan soal rencana Demokrat untuk menarik utusan di tim tersebut.
"Hari Jumat, utusan saya di tim 8 datang dan menyampaikan bahwa 'Pak Anies ini utusan dari Demokrat mungkin akan ditarik. Kenapa? Karena tugas yang diembankan kepada mereka tidak terlaksana'," kata Anies dalam tayangan Youtube Mata Najwa, Senin (4/9) malam.
Saat itu, ia mengaku bertanya langkah apa yang bisa dilakukan. Menurutnya, utusan Demokrat di Tim 8 ingin ada pernyataan langsung darinya yang menyatakan bahwa AHY adalah opsi yang tersedia sebagai bakal cawapres.
Anies mengatakan nama AHY memang pernah disampaikannya kepada tiga partai sejak Juni lalu.
"Mereka meminta bahwa benar Anies menyampaikan pilihan yang ada adalah AHY dan itu sudah saya katakan kepada NasDem sejak Juni, kepada PKS sejak Juni, kepada Demokrat juga. Tapi mereka bilang tidak mungkin mendatangkan saya, jadi mereka minta ada sesuatu yang tertulis, yang bisa ditunjukkan," katanya.
Ia lalu memutuskan untuk menulis pernyataan di sebuah kertas. Anies mengatakan surat itu kemudian diberikan kepada utusan Demokrat.
"Jadi saya tulis, kalau itu dipersiapkan, pasti kita disiapkan diketik yang rapi, sebagai surat resmi. Udah saya tulis ini, sekadar ini diberikan kepada utusan Demokrat, dan janjinya ini untuk mengatakan bahwa ini benar loh kata Pak Anies, caranya dengan tulisan," kata dia.
Saat itu, surat dimaksudkan diberikan kepada AHY. Setelah dibaca, surat disebut disimpan oleh utusan Anies di Tim 8, Sudirman Said. Begitu juga jika ada balasan dari AHY.
"Janji ditunjukkan kepada Pak AHY, dibaca, sesudah itu dibawa lagi, dan disimpan oleh Pak Sudirman, dan bila ada tulisan balasan dari Pak AHY, maka itu pun hanya saya baca dan dititipkan lagi ke Pak Sudirman," katanya.
Menurutnya, surat itu bukan sebuah surat yang seharusnya dipertontonkan. Anies mengaku heran ketika ada foto surat tersebut yang belakangan tersebar.
"Jadi ini bukan sebuah surat yang untuk dipertontonkan. Kenapa? Karena ini untuk menyampaikan yang dikerjakan oleh utusan Demokrat sudah dilaksanakan dan ini memang benar, jadi saya menulis kemudian, untuk menyampaikan harapan apakah berkenan untuk jadi pendamping," katanya.
"Tidak ada pemotretan, karena itu kami juga heran, kok bisa ada fotonya, karena setahu kita tidak pernah ada pemotretan Pak Sudirman atau yang lain," imbuh Anies.
Demokrat sebelumnya memutuskan untuk mencabut dukungan kepada Anies dan memilih keluar dari KPP.
Keputusan diambil usai Anies memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden.
Demokrat merasa dikhianati. Pasalnya, Anies dan NasDem sudah menandatangani piagam kesepakatan bersama dengan Demokrat, NasDem dan PKS. Tetapi Anies dan NasDem justru membuat kerja sama baru. Sejumlah politisi Demokrat sempat mengunggah soal surat Anies itu.
Berikut isi lengkap surat Anies yang dibubuhi tanda tangan di akhir.
"Mas AHY Yth
Semoga dalam keadaan sehat, tetap produktif, dan selalu dalam keberkahanNya.
Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024
Teriring salam hormat."
Sebelumnya, Partai Demokrat menyebut Anies pernah meminang AHY sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2024 melalui sepucuk surat.
Surat yang ditulis di kertas putih dengan tulisan bertinta biru itu bertuliskan harapan Anies agar AHY berkenan menjadi pasangan.
"Surat Anies ke AHY minggu lalu. Surat ini dibuat tanggal 25 Agustus 2023 dan disaksikan oleh dua orang," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dalam keterangannya, Jumat (1/9).
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya sebelumnya juga mengklaim Anies sempat menghubungi AHY dan meminangnya secara lisan pada 12 Juni lalu.
"Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan Capres-Cawapres Anies-AHY," demikian kata Anies menurut Riefky.
Anies menurutnya juga telah menyampaikan nama AHY kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai; dalam hal ini langsung kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ahmad Syaikhu, serta kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Menurut capres Anies, ketiga pimpinan Parpol menerima putusan tersebut dan tidak ada penolakan," ujar Riefky.
Melihat rentetan kejadian itu, Riefky menyatakan partainya merasa dikhianati usai Anies secara mendadak meminang Ketua Umum PKB Muhaimin Isandar alias Cak Imin untuk menjadi cawapres pada kontestasi politik 2024.
Riefky mengatakan Demokrat menerima informasi tersebut pada Rabu (30/8) melalui Sudirman Said. Informasi itu menyebutkan Anies menyepakati kerja sama koalisi antara Partai NasDem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies-Cak Imin. [Democrazy/CNN]