DEMOCRAZY.ID - Sukamta yang merupakan anggota Komisi I DPR RI mengatakan adanya usulan peta baru China yang mengklaim perbatasan sejumlah negara, termasuk wilayah di India, perairan Malaysia hingga dekat Indonesia.
"Negara-negara tetangga kita sedang resah, gelisah. India, Malaysia, Filipina, Vietnam, tapi Indonesia kelihatan anteng-anteng. Konon katanya Indonesia tidak tersentuh oleh peta baru China. Apa benar demikian karena sebagian orang mengatakan tidak demikian," ujar Sukamta, Selasa (19/9/2023).
Sukamta menilai, peta baru China tersebut menuai kontroversi karena mendapat banyak penolakan dari sejumlah negara.
Ia pun, meminta penjelasan komprehensif dari Kementerian Luar Negeri terkait Peta Standar China 2023 itu.
"Apakah memang betul kita betul-betul aman perbatasan kita dari klaim China atau karena kita memang tidak mau menyinggung The Big Brother ini dari sisi diplomasi," kata Politisi Fraksi PKS ini.
Senada, Anggota Komisi I DPR RI sekaligus Wakil Ketua DPR Bidang Korpolkam, Lodewijk Paulus menyampaikan, Malaysia dan Filipina telah melakukan nota protes terkait peta baru China itu.
Sebab, dalam peta tersebut, China mengklaim wilayah perbatasan pada sejumlah negara di laut Tiongkok Selatan.
"Tentang sikap Indonesia tentang pera baru yang dikeluarkan Tiongkok pada 28 Agustus lalu, Filipina dan Malaysia sudah komplain. Sama dengan pak Sukamta, apakah tidak ada pengaruhnya untuk Indonesia atau bagaimana?" ungkapnya.
Diketahui, Kementerian Sumber Daya Alam China merilis peta tersebut bersamaan dengan Pekan Kesadaran Pemetaan Nasional China dan Hari Publisitas Survei dan Pemetaan, Peta Standar 2023 pada 28 Agustus lalu.
Peta tersebut mencakup wilayah yang disengketakan dengan negara-negara tetangga, termasuk klaim wilayah Arunachal Pradesh, Aksai Chin di India, Taiwan hingga wilayah maritim zona eksklusif ekonomi (ZEE) Malaysia dekat Sabah dan Sarawak, Brunei, Filipina, Indonesia dan Vietnam.
Heboh Peta Baru China: 10 Garis Putus-Putus Pepet Wilayah RI
Kementerian Sumber Daya Alam China resmi merilis peta standar China edisi 2023 pada Senin (28/8/2023).
Perilisan ini menimbulkan kontroversi, pasalnya Beijing mengklaim secara sepihak wilayah negara lain dalam peta tersebut.
Peta terbaru, yang ditampilkan oleh media pemerintah China Global Times, menunjukkan tambahan klaim baru, di mana negara bagian Arunachal Pradesh di India dan dataran tinggi Aksai Chin sebagai wilayah resmi China.
Negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut India, dianggap China sebagai bagian dari Tibet. Ini merupakan tempat kedua negara terlibat perang perbatasan besar-besaran pada tahun 1962.
Wilayah lainnya adalah Aksai Chin, sebuah koridor strategis dataran tinggi yang menghubungkan Tibet ke China bagian barat.
Peta tersebut juga memasukkan Taiwan dalam 10 garis putus-putus (sebelumnya 9 garis putus-putus), yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya meskipun pulau tersebut menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, dan sembilan garis putus-putus, yang mengklaim sebagian besar Laut China Selatan (LCS).
"Peta ini disusun berdasarkan metode penggambaran batas negara Tiongkok dan berbagai negara di dunia," demikian menurut kantor berita tersebut.
Ada Wilayah RI?
Sementara itu, Laut Natuna Utara juga masih termasuk dalam peta terbaru China. Namun, klaim sepihak China atas wilayah Natuna Indonesia sudah terjadi sejak adanya konsep 9 garis putus-putus (nine-dash line).
Indonesia selama ini juga menegaskan tidak mengakui nine-dash line yang kerap menjadi pembenaran China untuk mengklaim sebuah kepulauan di Laut China Selatan, sehingga Indonesia menamai daerah laut Kabupaten Natuna itu sebagai Laut Natuna Utara.
Sebagai informasi, China selama ini sudah mengeklaim hampir seluruh wilayah LCS melalui konsep nine-dash line, yakni wilayah historis Laut China Selatan seluas 2 juta km persegi yang 90% darinya diklaim China sebagai hak maritim historisnya, meskipun berjarak hingga 2.000 km dari China daratan.
Dari klaim sepihak tersebut, Beijing bahkan telah mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau buatan yang dibangunnya di sana. LCS sendiri dilintasi oleh jalur pelayaran penting dan berisi ladang gas dan tempat penangkapan ikan yang kaya.
Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. [Democrazy/Poskota]