DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin blak-blakan mengungkap penyebab pisah dengan Prabowo atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Menurut Cak Imin hal itu didasari ketersinggungan PKB atas sikap Prabowo yang tiba-tiba mengubah nama koalisi menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) dimana perubahan itu tanpa mengajak bicara PKB terlebih dahulu.
Dalam acara silaturahmi bersama Kiai dan Bu Nyai se-Jawa Tengah Bagian Barat di Popes Al-Aqobah Tebuireng, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023), Cak Imin membeberkan alasan berakhirnya koalisi Prabowo-Cak Imin.
Cak Imin menceritakan soal perubahan nama koalisi pendukung Prabowo itu dimana perubahan itu tanpa mengajak bicara PKB terlebih dahulu.
Sehingga PKB mengambil kesimpulan bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo-Muhaimin bisa dikatakan berakhir.
"Bahkan saya feeling saja ketemu salah satu ketua umum yang ada, saya bilang ini kayaknya tanda-tandanya yang akan dijadikan Wapres Pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, nggak jelas posisinya," kata Cak Imin.
Cak Imin juga menilai posisinya sebagai bakal Cawapres tak kunjung pasti terlebih usai nama koalisi berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Tak lama setelah itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan undangan pertemuan makan malam terhadapnya.
Dia menggambarkan pertemuan itu bak proses perjodohan yang saling melempar tanya dan melihat peluang yang ada.
"Itulah yang kemudian akhirnya usut punya usut, diskusi punya diskusi kesimpulannya tanggal itu kemudian menyatakan sepakat NasDem dan PKB berkoalisi dan akhirnya deklarasi pada tanggal 2 September di Hotel Majapahit, Surabaya," ungkapnya.
Awal Mula Kerjasama Gerindra dan PKB
Cak Imin juga menyinggung soal awal mula kerjasama Gerindra dengan PKB.
Menurut Cak Imin, saat itu mereka sama-sama saling membutuhkan terkait dengan ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold.
Dimana Prabowo butuh calon wakil presiden, sementara PKB butuh calon presiden, sehingga PKB dan Gerindra bisa saling melengkapi.
“Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi menjadi berubah dan itu nampaknya takdir," kata Wakil Ketua DPR RI itu. [Democrazy/PojokSatu]