'Batalkan Semua Proyek Strategis Nasional (PSN) Untuk China'
Oleh: Sutoyo Abadi
Koordinator Kajian Merah Putih
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan merespons soal desakan untuk mencabut status Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
"Kenapa mesti dicabut-cabut sih? Untung barangnya bagus, bahwa ada yang salah satu ya diperbaiki satu lah, jangan terus main cabut," ujar Luhut usai menghadiri 2nd Edition Marine Spatial Planning & Services Expo 2023 di Jakarta, Selasa (19/9).
Permintaan pencabutan PSN bukan hanya di Rempang tetapi aspirasi dan suara sebagian besar rakyat Indonesia semua PSN sebaiknya dibatalkan.
Terkait PSN di Rempang Riau, harus dibatalkan karena tanah tersebut adalah tanah milik leluhur warga atau masyarakat Melayu sejak sebelum penjajah Belanda dan bangsa lainnya datang ke Indonesia. Dengan segala perjuangan masyarakat Melayu bisa di pertahankan dan diamankan sampai saat ini.
Warga masyarakat Melayu tidak mengijinkan karena tanah akan diserahkan untuk bisnis warga asing (Cina) dipastikan akan merugikan masyarakat Melayu dan membahayakan kedaulatan negara.
Dicermati dari aspek peta strategis militer untuk titik daerah yang akan dan sudah diinvestasikan ke pengusaha Cina sangat membahayakan kedaulatan NKRI.
Perhatikan titik beberapa wilayah yang akan dan telah di investasikan ke Cina dan bahayanya apabila terjadi invasi Cina ditandai masuknya TKA Cina yang sebagian di duga tentara Cina :
- Proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan posisi berada persis di tengah antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Militer Cina sudah bisa menguasai seluruh Kalimantan.
- Tambang Nikel Morowali, berada di Sulawesi Tenggara , tepat ditengah pulau Sulawesi, militer Cina sudah bisa menguasai seluruh pulau Sulawesi.
- Proyek Air Bangis Sumatra Barat, letaknya berada persis di tengah pulau Sumatra, apabila perusahaan Cina masuk, maka sudah bisa dipastikan militer Cina akan dapat menguasai wilayah seluruh Sumatera.
- Pulau Rempang Galang Batam Kepulauan Riau, pulau terluar Indonesia . Apabila proyek PT. MEC berlanjut dan masyarakat Melayu bisa di usir dari tempat mereka, maka bahaya ancaman bagi NKRI sudah amat nyata. Karena Rempang adalah Zona Strategis dan mudah untuk masuknya militer Cina
Pengalaman masuknya TKA Cina yang tanpa kendali ditengarai angkatan bersenjata Cina adalah harus diwaspadai dengan ketat. Alasan investasi bisa berupah menjadi invasi Cina di Indonesia.
Alasan investasi akan membuka lapangan kerja di Indonesia. Selama ini terlalu banyak informasi bohong, rakyat sudah sulit untuk percaya info apapun yang diberikan pemerintah.
Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), memberikan analisa singkat bahwa: "Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bilang Xinyi akan investasi USD11,8 miliar, dan akan menciptakan 35.000 lapangan kerja. Pernyataan Bahlil diduga tidak benar alias bohong"
Menurut Benchmark internasional, setiap investasi satu juta dolar AS akan menciptakan lapangan kerja rata-rata 19 orang, di Indonesia bisa 20 orang.
Untuk sektor energi solar panel akan menciptakan sekitar 16,37 lapangan kerja untuk setiap satu juta dolar AS investasi.
Kalau setiap investasi per satu juta dolar AS, atau Rp15 miliar, akan menciptakan 20 lapangan kerja, maka investasi 11,8 miliar dolar AS seharusnya menciptakan 236.000 tenaga kerja baru. Bukan 35 000, analisa Bahlil yang bongong
Ada indikasi kuat ada hitungan yang di sembunyikan, kebohongan selisih angka 2O1.000 tenaga kerja tersebut, ada indikasi niat busuk untuk TKA dari Cina.
Hampir semua proyek PSN adalah proyek para pejabat negara dan kejadiannya akan sama pekerja di di dominasi TKA Cina yang datang tanpa kendali.
Perkembangan hampir semua Program Strategis Nasional (PSN ) berdasarkan fakta fakta yang ada bukan hanya membahayakan tenaga kerja lokal atau pribumi juga membahayakan wilayah dan keamanan negara.
Atas semua fakta yang terjadi sebaiknya semua proyek PSN, proyek titipan Tiongkok ( RRC ) segera ditinjau ulang untuk di batalkan apapun resikonya. ***