HOT NEWS

58 Tahun Lalu Sadis Membantai, Begini Nasib dan Kabar Terbaru Supardi Mantan Algojo G30S PKI

DEMOCRAZY.ID
Oktober 01, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
58 Tahun Lalu Sadis Membantai, Begini Nasib dan Kabar Terbaru Supardi Mantan Algojo G30S PKI



DEMOCRAZY.ID - Dalam catatan sejarah, tahun 1965 dikenang sebagai tahun paling kelam, mengingat pemberontakan PKI terhadap pemerintah terjadi kala itu.


Sekelompok perwira militer yang tergabung dalam G30S melakukan penculikan dan pembunuhan secara keji terhadap sejumlah jenderal TNI.


Namun, pemberontakan PKI tersebut gagal sehingga pemerintah di bawah pimpinan Soeharto melakukan serangan balasan kepada para pemberontak.


Penghapusan PKI dari kehidupan politik Indonesia pun terus berlanjut dalam periode setelah peristiwa berdarah itu.


Dalam proses penghapusan tersebut, terjadi penindasan masal terhadap anggota dan simpatisan PKI.


Mengiringi hal itu, algojo yang ditugaskan untuk menghabisi para anggota dan simpatisan PKI mulai bermunculan. Salah satunya yakni Supardi.


Sebagai algojo, Supardi dikenal sebagai sosok yang sangar dan tak segan menghabisi semua anggota PKI.


Nasib dan Kabar Supardi Saat Ini



Tragedi kemanusiaan G30S PKI memang menyisakan luka yang mendalam bagi semua pihak yang terlibat baik pelaku maupun korban.


Lantaran kejadian tersebut, muncul kebijakan pemberantasan terhadap orang-orang PKI dan para simpatisannya.


Pembunuhan di seluruh daerah di Indonesia pun turut terjadi, salah satunya pembantaian orang yang dituduh sebagai PKI.


Supardi merupakan algojo yang membunuh anggota sekaligus orang yang tertuduh PKI di Tulungagung Jawa Timur.


Melansir dari kanal YouTube Beda Nggak, Supardi pernah melakukan penggemblengan ilmu kanugaran dan belajar pencak silat.


Dari sana, Supardi dikenal sebagai pendekar pencak silat yang tangguh, ditambah perawakannya yang tinggi besar membuatnya direkrut sebagai algojo pembantaian PKI kala itu.


Setelah melakukan pembantaian, Supardi diajak temannya untuk bekerja di sebuah perkebunan kopi di Sumatera Selatan.


Namun, usai 3 tahun bekerja, Supardi disebut mengalami gangguan jiwa. Sebab ia dikabarkan sering mengamuk ke orang-orang di sana.



Segala upaya medis sempat dilakukan keluarga untuk kesembuhan Supardi, termasuk membawanya ke rumah sakit jiwa. Namun hal itu tak membuahkan hasil.


Alhasil, Supardi dipulangkan dan hidup dalam pengasingan di sebuah kamar kecil berukuran 2,5x1,5 meter di belakang rumah orang tuanya.


Di dalam kamar sempit tersebut, Supardi hidup terikat rantai sepanjang dua meter selama puluhan tahun. 



[Democrazy/Hops]

Penulis blog