DEMOCRAZY.ID - Soeharto dikenal sebagai penguasa Orde Baru yang sangat mencintai bangsa dan negara.
Banyak masyarakat mengaku menikmati kehidupan pada saat masa pemerintahan Soeharto. Tetapi ternyata ada sebagian orang yang dianggap Soeharto telah berkhianat kepada dirinya.
Bahkan ketika Soeharto sakit, dirinya sampai tak mau dijenguk oleh ketiga orang tersebut.
Lalu, siapa saja ketiga orang itu? Inilah daftarnya seperti dilansir dari TikTok @teddykusnadi357.
Selama masa-masa terakhirnya di kursi kepresidenan terutama ketika dirawat di rumah sakit, Soeharto dan keluarganya menunjukkan penolakan terhadap sejumlah orang yang dinilai berkhianat.
Walaupun Soeharto tidak secara terbuka menngungkapkan nama-nama orang yang dinilai sebagai pengkhianat, penolakan terhadap mereka menjadi jelas dalam tindakan keluarganya yang tidak menerima kunjungan orang-orang itu untuk melihat keadaan Soeharto.
Berikut adalah nama-nama tersebut:
1. Harmoko
Dia merupakan salah satu pendukung setia Soeharto menjabat sebagai Menteri Penerangan selama tiga periode di era Orde Baru.
Harmoko berperan dalam mendorong Soeharto untuk kembali menjabat sebagai presiden dalam periode 1998-2003 melalui sidang istimewa MPR.
Tetapi, pada tahun 1998, dia mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan di mana ia menyarankan agar Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Pernyataan ini mengakibatkan perubahan dramatis dalam dinamika politik Indonesia.
Menyusul pernyataan itu, hal ini menimbulkan kemarahan terjadi demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dan masyarakat yang menuntut reformasi politik dan ekonomi. Pernyataan ini membuat Soeharto merasa dikhianati oleh Harmoko.
Dia pun tak lagi mempercayai Harmoko dan menolak kunjungannya sampai akhir hayatnya.
2. B.J Habibie
Adalah salah seorang wakil presiden Soeharto pada periode terakhirnya. Habibie disebut pengkhianat oleh Soeharto lantaran menolak mundur bersama dengan Soeharto saat situasi politik semakin memanas.
Soeharto ingin membawa Habibie sebagai wakilnya untuk melepaskan jabatan presiden secara bersamaan.
Habibie menolak usulan untuk melepaskan jabatan wapres dan memutuskan untuk tetap dalam peran tersebut.
Keputusan ini membuat Soeharto merasa tidak dihargai dan merasa tersingkirkan oleh Habibie.
Hubungan antara keduanya memburuk dan Soeharto bahkan tidak bertegur sapa dengan Habibie ketika mengumumkan pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998.
Selain itu, Soeharto menolak kunjungan dari Habibie saat dirinya sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit.
3. Ginandjar Kartasasmita
Adalah salah satu figur penting dalam sejarah politik Indonesia, terutama selama era Orde Baru yang dipimpin Soeharto.
Dia dikenal sebagai seorang menteri kesayangan Soeharto dan mempunyai peran yang signifikan dalam perekonomian dan politik Indonesia pada masanya.
Ginandjar memimpin sekelompok menteri ekonomi untuk mengeluarkan surat penolakan terhadap kabinet Soeharto pada Mei 1998.
Surat tersebut mengatakan jika pemerintahan Soeharto tidak berhasil menghadapi krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. Tindakan ini merupakan langkah berani yang mempercepat jatuhnya Soeharto.
Surat penolakan itu mempercepat kejatuhan Soeharto dari kekuasaan karena dinilai mengkhianati Soeharto.
Ginandjar dan para menteri lainnya yang ikut menandatangani surat ini merasa tidak mendukung Soeharto. Setelah itu, Soeharto menolak kunjungan Ginandjar hingga Soeharto wafat pada 27 Januari 2008.
[VIDEO]
@teddykusnadi357 #reformasi#pengkhianat#
♬ original sound - Teddy Kusnadi3570
Sumber: HOPS