DEMOCRAZY.ID - DPD PDIP Sumut melaporkan akun tiktok @ummirahma26 ke Polda Sumut. Akun itu dilaporkan karena diduga telah melakukan penghinaan dengan menyebut Megawati gila jabatan dan PDIP sebagai partai terkorup di Indonesia.
Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPD PDIP Sumut Alamsyah Hamdani mengatakan laporan itu berbentuk pengaduan masyarakat (dumas). Dumas itu dilayangkan ke Polda Sumut pada Senin (28/8/2023).
"Iya, hari Senin," kata Alamsyah Hamdani saat dikonfirmasi, Rabu (30/8).
Alamsyah mengatakan awalnya video itu diperlihatkan oleh teman-teman kepadanya. Melihat itu, dia pun berkoordinasi dengan Sekretaris DPD PDIP Sumut Sutarto. Setelah berkoordinasi, mereka pun memutuskan untuk melaporkan akun tiktok tersebut.
"Setelah kita rembuk kan, terpaksa kita laporin supaya jangan buat seperti itu lagi. Biar orang bijak memakai teknologi," jelasnya.
Dia mengatakan semua yang dikatakan pemilik akun tiktok di video itu berisi kebencian kepada Megawati dan juga PDIP. Menurutnya, apa yang disampaikan wanita tersebut tidaklah benar.
Alamsyah juga mengutip salah satu pernyataan pemilik akun yang menyebutkan PDIP sebagai partai terkorup. Dia pun menantang wanita itu untuk menyampaikan data terkait hal tersebut, jika memang benar.
"Soal partai terkorup, mana buktinya, ada buktinya enggak. Jadi, jangan asal nyablak saja mulutnya," jelasnya.
Alamsyah meyakini bahwa wanita tersebut merupakan orang suruhan. Menurutnya, ada pihak tertentu yang menyuruh wanita tersebut untuk menyampaikan pernyataan itu. Oleh karena itu, Alamsyah meminta pihak kepolisian mengungkap hal tersebut.
"Saya yakin di belakang dia ada siapa-siapa, orang itu yang mesti diambil juga oleh pihak kepolisian sebetulnya, yang menyuruh, kalau kita lihat awam sekali orang itu (wanita dalam video)," ujarnya.
"Ini juga pelajaran untuk yang lain, ibu-ibu yang lain atau orang lain. Jangan mau disuruh orang kalau enggak tahu masalah sebenarnya. Jangan nanti sudah diadukan, nangis minta maaf," sambung Alamsyah.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan pihaknya sudah menerima aduan itu. Saat ini, kata Hadi, kasus itu tengah ditangani oleh Ditreskrimsus.
"Dumasnya sudah diterima, yang tangani krimsus. Tentu nanti akan diteliti oleh penyidik terkait materi dumasnya," kata Hadi.
Akun tiktok @ummirahma26 tersebut masih ada. Namun, wajah yang berada di dalam video tersebut berbeda dengan foto profil di tiktok itu.
Selain itu, video diduga berisi penghinaan itu juga sudah tidak ada. Namun, video itu sudah beredar di tiktok dan media sosial lainnya.
Dalam video itu tampak wanita tersebut mengenakan penutup kepala berwarna biru. Dia terlihat berada di sebuah ruangan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Kenape lu ye mak banteng, ye, lu take down video gue mak banteng, lu ketakutan? Mak banteng, Megawati Soekarnoputri, biang rusuh di NKRI," ujar wanita dalam video itu.
Wanita itu mengatakan dirinya tidak takut melawan Megawati. Dia bahkan menyebut Megawati adalah sosok orang yang gila jabatan.
"Mak banteng, gue nyatain sekali lagi ye, gue enggak akan mundur, gue siap perang lawan lu mak banteng. NKRI ini merdeka berkat bertumpah darah seluruh Indonesia, lu gak tau lu mak banteng anak dari bini ke berapa Presiden Soekarno, tapi lu yang gila jabatan, haus jabatan, gila-gilaan lu ingin menguasai NKRI, lu pikir NKRI ini punya bapak moyang lu. Apa lu serasa ratu yang punya kesatuan Republik Indonesia?" jelasnya.
Wanita itu juga menyindir soal Megawati yang meminta agar KPK dibubarkan. Menurutnya, Megawati meminta itu karena PDIP adalah partai terkorup.
"Lu minta KPK lu bubarin segala macam, lu ketakutan ye, karena lu di kandang lu ye, ternyata PDIP partai terkorup di NKRI. Apa-apa minta bubarin, pantas jongos lu tu si boneka pinokio si Jokowi berani ngomong-ngomong apa-apa bubarin, apa-apa bubarin, ngikutin gaya lu ternyata," kata wanita itu.
Dia juga mengkritik slogan PDIP sebagai partai wong cilik. Menurutnya, PDIP bukan partai wong cilik, tapi partai wong licik.
"Partai lu tu dari PDIP yang slogan lu partai wong cilik ternyata adalah cuma isinya partai wong licik. Slogan lu cuma jadiin manipulasi politik lu buat ngeruk suara rakyat Indonesia," jelasnya.
"Sama kayak zaman bapak moyang lu dulu ngedirin partai, parta nasional Indonesia, PNI, petani-petani lu jerat, zaman dulu para petani gak bisa baca tulis, lu nunjukin gambarnya, lu nunjukin gambar suruh tusuk ini, gak taunya isinya partai komunis, pendukung nasakom," sambungnya.
Dia mengaku tidak takut menyampaikan hal tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikannya adalah bentuk menyuarakan pemikirannya sebagai masyarakat Indonesia.
"Gue tunggu, gue nyatain gue siap perang, suara gue juga dilindungi UU. Kita berhak mendapatkan perlindungan hukum yang sama di mata negara NKRI," ujarnya. [Democrazy/detik]