POLITIK

Mengejutkan! Pengamat ini Ungkap Anies Berpotensi Dampingi Ganjar, Singgung Kisah Jokowi di Pilpres 2014

DEMOCRAZY.ID
Agustus 28, 2023
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Mengejutkan! Pengamat ini Ungkap Anies Berpotensi Dampingi Ganjar, Singgung Kisah Jokowi di Pilpres 2014



DEMOCRAZY.ID - Dr Harits Hijrah Wicaksana yang juga Pengamat Kebijakan Publik dan Politik mengatakan Anies berpeluang jadi cawapres Ganjar.


Hal ini disampaikan oleh Harits, sebab sampai saat ini Anies dan Ganjar belum membuka pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).


Harits mengungkap bahwa konstelasi politik saat ini menurut bisa berubah dan tentu bisa juga cair. Begitupun dengan Anies dan Ganjar.


Karena prinsip politik itu, kata Harits, dikembalikan pada dasarnya untuk memenangkan pertarungan.


"Diibaratkan sekarang ini sebagai kunci inggris antara siapa dengan siapa tentu masih berpeluang untuk calon presiden maupun calon wakil presiden," kata Harits.


Harits juga menjelaskan bahwa dalam pertarungan politik itu hanya mengenal pemenang, tidak ada kalah terhormat.


Bibandingkan kalah terhormat, menang terhormat tentu lebih baik, terlebih saat ini politik praktis dengan kekuasaan.


Kemudian Harits mengungkap rating elektoral keduanya itu cukup tinggi.


Sehingga potensi Anies jadi pendamping Ganjar pada Pilpres 2024 mendatang tentu sangat memungkinkan.


Terbukti pada saat tahun 2014, ketika elektoral Presiden Jokowi yang cukup tinggi, dan mereka dikeroyok oleh partai besar.


Namun meski begitu leading suara Jokowi tetap berada di atas untuk memenangkan pesaingnya yaitu Prabowo Subianto.


Oleh karena itu, kata Harits, akhirnya Jokowi bisa memenangkan pilpres 2014 ketika head to head dengan pesaingnya.


Kemudian pola seperti itu bisa jadi terulang kembali dengan porsi Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.


Harits kemudian mengatakan Prabowo pada awalnya membangun koalisi bersatu dengan Ganjar, namun tidak ketemu titiknya.


Prabowo tetap ingin menjadi capres, disisi lain PDI Perjuangan sebagai partai pemenang juga tidak mau jadu orang nomor dua.


Dengan ego yang saling menguat antara keduanya, akhirnya pasangan capres-cawapres Prabowo-Ganjar tidak terealisasi. [Democrazy/Kilat]

Penulis blog