POLITIK TRENDING

LRT Jabodebek Disebut Salah Desain, Ini Cerita Desainer Jembatannya Yang Pernah Dipuji Jokowi

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
TRENDING
LRT Jabodebek Disebut Salah Desain, Ini Cerita Desainer Jembatannya Yang Pernah Dipuji Jokowi


DEMOCRAZY.ID - LRT Jabodebek kini telah memasuki uji coba tahap kedua. Rencananya, kereta ringan untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi ini akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 18 Agustus 2023. 


Namun, di tengah persiapan dan uji cobanya, jembatan rel lengkung (longspan) LRT Jabodebek yang menghubungkan jalan Gatot Subroto dan Kuningan justru disebut-sebut salah desain.


Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan bahwa salah desain longspan LRT Jabodebek mengakibatkan pada tikungan tajam, laju kereta harus diperlambat. 


Padahal, jika tikungan jembatan itu digarap melebar, maka kereta LRT Jabodebek bisa tetap melaju dengan kencang.


Jembatan lengkung LRT itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota dan membentang sepanjang 148 meter. Longspan LRT ini memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton. 


Karena panjang dan rancangannya yang presisi, lengkung LRT itu sempat menuai pujian dari banyak pihak, termasuk dari Presiden Joko Widodo.


Pernah Dipuji Jokowi dan Diragukan Konsultan Asing


Jembatan lengkung LRT Jabodebek dirancang oleh seorang perempuan bernama Arvilla Delitriana atau akrab disapa Dina. 


Lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung angkatan 1989 itu mengatakan saat pertama bergabung dalam proyek LRT Jabodebek, gagasan jembatan lengkungnya sempat diragukan oleh PT Adhi Karya sebagai penggarap proyek, dan perusahaan konsultan asal Prancis, Systra.


"Mereka mempertanyakan apakah jembatan sepanjang itu pernah dibuat atau belum di Indonesia," ujar Dina kala berbincang dengan Tempo, Kamis malam, 14 November 2019.


Mendapat pertanyaan itu, Dina mengatakan bahwa jembatan lengkung sepanjang itu memang belum pernah dibangun di Indonesia. Tetapi dengan pengalamannya, dia yakin bisa mendesain struktur tersebut.


Jembatan itu juga diklaim sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang di dunia. Jembatan itu memiliki tipe box girder beton dengan radius lengkung 115 meter. 


Adapun panjang bentang utama adalah 148 meter dan beban pengujian pondasi 4.400 ton. 


Pendiri Museum Rekor Indonesia, Jaya Suprana pun memberikan dua penghargaan untuk jembatan tersebut antara lain Rekor Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang dan Radius Terkecil di Indonesia.


Selain itu, jembatan tersebut dinobatkan sebagai proyek dengan Pengujian Axial Statistic Loading Test pada Pondasi Bored Pile dengan Beban Terbesar di Indonesia.


Tak hanya itu, mantan Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Indonesia periode 2019-2021, Bambang Brodjonegoro, juga pernah memuji desain jembatan yang dibuat oleh perempuan asal Bandung tersebut. 


Menurut dia, desain milik Dina tersebut lebih unggul ketimbang tiga desain yang dibuat oleh konsultan asing.


“Ada tiga opsi desain jembatan lengkung dari konsultan internasional. Tiga-tiganya sangat sukar diimplementasikan. Desain Ibu Dina ini beda sekali dengan yang diusulkan sebelumnya,” ujar Bambang di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2019. 


Bambang menjelaskan, usulan awal desain jembatan yang diajukan konsultan internasional membutuhkan struktur tambahan. 


Misalnya, perlu adanya tiang serta memerlukan pembangunan kolong dan lainnya. Opsi tersebut sangat berisiko karena keadaan di kawasan sekitar jembatan sangat kompleks. Di lokasi tersebut terdapat jembatan layang, underpass, dan perempatan yang sangat padat.


Adapun desain buatan Dina, ujar Bambang, tidak memerlukan tambahan struktur terutama di bentangan jembatan. 


Menurut Bambang, Dina mengusulkan desain vertical tendon dengan radius lengkung yang relatif kecil, yakni 115 meter. 


Respons Jokowi Tentang Salah Desain Jembatan


Menanggapi pernyataan mengenai jembatan lengkung LRT Jabodebek yang disebut-sebut salah desain, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan wajar apabila ada kesalahan karena proyek LRT ini perdana digarap di Indonesia.


"LRT ini yang pertama kali kita kerjakan. Jadi kalau ada koreksi, ada yang perlu dievaluasi, ada yang perlu diperbaiki ya kita perbaiki," kata Jokowi saat menjajal LRT Jabodebek, Kamis 3 Agustus 2023.  


Jokowi juga meminta agar masyarakat tidak mencari celah kesalahan dalam proyek kereta ringan Jabodebek ini. dia juga menyinggung soal konstruksi LRT Jabodebek yang semuanya merupakn produk dalam negeri.


"Ini adalah produksi INKA, konstruksinya juga dikerjakan oleh kita sendiri, semuanya oleh kita sendiri. Jadi kalau ada kurang-kurang ya harus kita maklumi tetapi kita perbaiki," ucap kepala negara tersebut. 


Selain itu, Jokowi juga membantah proyek LRT Jabodebek dikerjakan tanpa perencanaan yang matang. 


"Enggak, lah. Semuanya direncanakan, semua dihitung, tetapi di lapangan kadang-kadang bisa ada adjustment, ada penyesuaian, saya kira biasa," ujar dia. [Democrazy/Tempo]

Penulis blog