HOT NEWS

KISAH Wanita Tak Tamat SD Asal Aceh, Sukses Membodohi Wakil Presiden, Pejabat, Ulama dan Rakyat Indonesia

DEMOCRAZY.ID
Agustus 29, 2023
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
KISAH Wanita Tak Tamat SD Asal Aceh, Sukses Membodohi Wakil Presiden, Pejabat, Ulama dan Rakyat Indonesia


Penipu Ulung Masuk Istana


Cut Zahara Fona dikenal sebagai penipu ulung pada awal 1970-an. Aksi penipuannya bahkan sampai membawa dirinya bisa masuk ke Istana Wakil Presiden Adam Malik.


Kembali muncul video viral di media sosial Instagram dan TikTok tentang keberhasilan Cut Zahara Fona mengelabui masyarakat dan pemerintah Orde Baru era 1970-an. Wanita kelahiran Pidie, Aceh, tersebut mengklaim janin di dalam kandungannya bisa berbicara, melantunkan adzan, dan membaca ayat suci Al-Quran.


Akun Instagram @selaludisana pada 7 Juni 2023 mengunggah video berjudul ‘"Cut Sahara Fona, Emak-emak yang menghebohkan Presiden Soeharto, seluruh rakyat Indonesia dan dunia". 


Unggahan itu disukai 128 orang dan ditonton 5.929 orang. Tak hanya itu, hampir setahun ini, beberapa pemilik akun di platform TikTok juga mengunggah rekaman video Cut Zahara yang menyedot perhatian nitizen Indonesia.


Kasus Cut Zahara Fona mengingatkan kasus Raja Idrus dan Ratu Markonah yang mengaku sebagai raja dan ratu Suku Anak Dalam di Jambi pada 1950-an. Keduanya mengklaim memilik harta benda yang banyak untuk disumbangkan kepada pemerintah Indonesia untuk dana operasi merebut Irian Barat dari cengkraman militer Belanda.


Niat baik sang dermawan sudah barang tentu menarik perhatian Presiden Soekarno yang tengah melancarkan kebijakan Operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat sejak 1949. Lantas, sang proklamator itu mengundang keduanya untuk datang ke Istana Negara. Kedatangan mereka diberitakan sejumlah media massa dalam dan luar negeri.


Raja dan ratu gadungan ini menjadi pusat perhatian media massa dengan berita headline secara besar-besaran. Terlebih melihat penampilan necis Raja Idrus dan gaya Ratu Markonah bak kalangan jetset atau selebritis dengan kacamata hitam ketika masuk Istana.


Awalnya tak ada masalah. Tapi keduanya ketahuan ketika kepleset berbicara dalam Bahasa Jawa. Hal ini dicurigai pasukan pengaman presiden dan ajudan. Setelah diburu, Idrus yang ternyata berprofesi sebagai tukang becak ditangkap di Kotabumi, Lampung. Sementara Markonah yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial ditangkap di Pekalongan, Jawa Tengah.


20 tahun kemudian, muncul Cut Zahara Fona yang memiliki ide jenius membohongi orang se-Indonesia awal 1970-an. Perempuan tamatan Sekolah Dasar (SD) ini mengklaim janin yang ada di perutnya bisa berbicara bahkan mengaji. Kabar aneh itu tentu mengegerkan masyarakat. Orang berbondong-bondong menemui Cut Zahara untuk menyaksikan keajaiban tersebut.


Masyarakat rela antre untuk menempelkan telinga ke perut wanita itu untuk mendengarkan suara sang janin. Aneh bin ajaib, dari perut memang terdengar suara orang berbicara dan kadang mengaji. Beritu merebak hingga semua media massa memuatnya. Apalagi seorang ulama besar di Indonesia mengeluarkan pendapat bahwa janin dalam perut bisa mengaji merupakan bukti kekuasaan Tuhan.


Kun fayakun, bila Tuhan menghendaki apa pun bisa terjadi. Hal itu juga sempat diutarakan oleh pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Hamka yang memiliki nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, ketika dimintai pendapatnya. Namun, sebenarnya Buya Hamka meragukan ada janin dalam perut bisa mengaji.


“Buya Hamka sebenarnya nggak percaya. Dia Cuma memberi reaksi saat ditanya wartawan dengan menyatakan kalau Tuhan menghendaki memang bisa terjadi,” ungkap sejarawan Universitas Indonesia, Anhar Gonggong, kepada detikcom pada 2 Juni 2008.


Aksi penipuan Cut Zahara sempat dipercayai oleh Wakil Presiden RI Adam Malik setelah dibisiki adiknya sendiri. Lantas, Adam Malik mengundang Cut Zahara untuk datang ke Istana Wakil Presiden. Saat bertemu, Adam Malik sempat menempelkan kupingnya ke perut Cut Zahara demi mendengar suara si janin. Momen tersebut diabadikan sejumlah kamera milik wartawan.


“Ada itu fotonya di Pos Kota dulu tahun 1970-an. Fotonya juga ada di harian Merdeka,” terang Anhar yang pernah menjabat sebagai Dirjen di Departemen Kebudayaan dan Pariwisara tersebut.


detikcom saat itu bertanya tentang informasi di dunia maya bahwa Presiden Soeharto dan ibu negara Siti Hartinah mempercayai dan menempelkan kuping ke perut Cut Zahara seperti dilakukan Adam Malik. “Seingat saya tidak ada berita di media massa waktu itu yang memberitakan Pak Harto dan Bu Tien bertemu Cut Zahara. Sepertinya hanya Adam Malik saja korbannya,” jelas Anhar.


Tak hanya di Indonesia, di negara jiran Malaysia pun banyak warganya yang mempercayai janin bisa mengaji, termasuk Perdana Menteri Malaysia, Tengku Abdul Rahman Putra. Semua yakin bahwa hal itu bisa saja terjadi, karena Tuhan punya kehendak. Apalagi disandingkan kemiripan dengan kisah Mariam, seorang gadis perawan yang melahirkan Nabi Isa.


Ketika kebanyakan masyarakat percaya hal itu, sikap skeptis ditunjukkan Kepala Kantor Wilayah Kesehatan DKI Jakarta, Dr Herman Susilo. Dia meragukan janin bisa mengaji di dalam perut ibunya, karena bayi di dalam kandungan tidak bisa membuka mulut atau bernafas normal, sehingga tak bisa mengeluarkan suara.


Karena melawan arus, Dr Herman diancam akan dibunuh oleh orang-orang fanatik yang percaya bayi dalam perut bisa mengaji. Herman bersembunyi di kawasan Ciganjur dan meninggal pada 1998. Cut Zahara bersama suaminya terus keliling Indonesia untuk berjumpa dengan para pejabat kabinet pembangunan dan pejabat negara lainnya.


Harian Kompas pada 16 Oktober 1970, seperti dikutip oleh Kompas.com pada 14 April 2023, memberitakan tim medis Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Kejaksaan Agung, dan Polri turun tangan untuk menyelidiki kasus tersebut. Tapi, ketika tim dokter dari RSPAD hendak melakukan pemeriksaan pada 13 Oktober 1970, Cut Zahara tak mau diperiksa.


Dia baru berhasil diperiksa sepekan kemudian. Hasilnya, tim dokter tidak menemukan tanda-tanda adanya janin di dalam rahim perempuan itu. Tim dokter juga menekankan bayi dalam kandungan belum bisa bernafas normal, tak mungkin bisa mengeluarkan suara.


Salah satu orang yang tak percaya kepada Cut Zahara adalah Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Kalimantan Selatan, Brigjen (Pol) Swasono Abdulhamid. Dia skeptis, mana mungkin ada bayi dalam kandungan yang bisa berbicara dalam air ketuban? Lagi pula untuk berbicara butuh udara sebagai media penggetar pita suara.


Dikutip dari buku Penipu, Penipu Ulung, Politikus dan Cut Zahara Fonna tulisan Imam Semar pada 2010 disebutkan, Brigjen Swasono kemudian mempersiapkan jebakan bagi Cut Zahara yang hendak berkunjung ke Kampung Gambut, Banjarmasin, pada akhir 1970-an. Ketika Cut Zahara beraksi, dia langsung ditangkap dan digeledah.


Ketika diperiksa, polisi menemukan tape recorder mini EL 3302/00G beserta kaset rekaman suara tangisan bayi dan bacaan ayat-ayat suci Al Quran. Kala itu, tape recorder mini itu merupakan barang baru dan langka untuk mendapatkannya. 


“Dengan demikian tamatlah petualangan Cut Zahara Fona dan bayi ajaibnya selama 1 tahun lebih sedikit,” tulis Imam.


Tak ada yang tahu bagaimana nasib Cut Zahara selanjutnya. Koran-koran saat itu tak memberitakannya lagi, apalagi koran Pos Kota milik Harmoko tersebut. Setelah berhasil mengungkap penipuan Cut Zahara, Brigjen Swasono dipensiun-dinikan. Ada dugaan ia diberhentikan karena mempermalukan para pejabat tinggi negara saat itu.


Tak lama kemudian, Brigjen Swasono meninggal dunia pada usia 52 tahun karena keracunan. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan. Sementara, Harmoko dikemudian hari sukses menjadi Menteri Penerangan hingga menjelang pemerintahan Orde Baru tumbang pada Mei 1998.


Sumber: DetikX

Penulis blog