'Indonesia Bisa Jadi Negara Maju Kalau Perekonomian Begini-begini Saja?'
Dibutuhkan perubahan aspek ekonomi, sosial, dan tata kelola untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah.
APAKAH Indonesia dapat mencapai status sebagai negara maju di masa depan, menurut Presiden Jokowi, bakal ditentukan oleh hasil dari tiga pemilu mendatang.
Jokowi menyebut, kepemimpinan nasional tahun 2024, 2029, dan 2034 akan berdampak besar terhadap kesuksesan Indonesia menghindari jebakan pendapatan menengah alias middle income trap.
Tanggal 19 Agustus lalu, dalam forum Rakernas GAMKI, Jokowi juga mengatakan Indonesia perlu mengubah pendekatan pembangunannya dari yang bersifat reformistis menjadi transformatif dalam tiga aspek, yaitu transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola.
Mengacu pada pernyataan itu, agaknya terlihat kalau Presiden Jokowi tidak alergi terhadap perubahan. Ia bahkan secara implisit mengakui kebijakan ekonomi yang ada sekarang tidak cukup baik untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
Dalam pada itu, perubahan aspek ekonomi patut dikaji lebih jauh. Sejumlah ekonom percaya pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dapat mengantar Indonesia keluar dari jebakan ini pada tahun 2038.
Sejumlah ekonom lain seperti Awalil Rizky agak pesimistis, bahwa butuh 4 atau 5 dekade agar indonesia bisa menjadi negara maju.
“Kenaikan menjadi kelas pendapatan menengah atas yang diraih Indonesia belum layak dibanggakan apalagi dipamerkan. Naik kelasnya terlalu dekat dengan batas negara berpendapatan menengah bawah, rawan turun kelas,” kata Awalil dalam sebuah pernyataan.
“Tidak mungkin kita menjadi negara maju 2045. Perlu perubahan strategi, perubahan kebijakan, dan mungkin saja kita memerlukan perubahan yang lebih paradigmatis terhadap hal itu untuk kita menuju menjadi negara maju di masa depan.”
Perlu Perubahan
Anggapan bahwa rute pembangunan ekonomi saat ini sudah benar, sebagaimana disampaikan oleh beberapa menteri, sepertinya tidak bisa dipercaya. Perubahan jelas sangat diperlukan.
Pemerintah Indonesia pernah memaparkan lima strategi kunci transformasi yang dapat membantu negara keluar dari jebakan pendapatan menengah. Ini mencakup transformasi SDM, pendidikan, jaringan pengaman sosial, ekonomi, dan institusi.
Ada harapan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat diatur sedemikian rupa menjadi lebih baik. Secara potensi Indonesia punya semua modal untuk itu. Sumber daya alam kita punya. Sumber daya manusia yang cukup baik kita punya.
Kita juga punya modal sosial di mana rakyat kita sangat akur—kecuali di medsos. Ini adalah modal sosial yang, sayangnya, selama ini terkendala karena strategi pembangunan ekonomi politik tidak kondusif.
Dengan perubahan yang diiringi kerja keras dan tekad, cita-cita untuk menjadi negara maju pada tahun 2045 dalam “Indonesia Emas” bukan mustahil bisa terwujud. ***