DEMOCRAZY.ID - Saat ini provinsi Kalimantan Timur terngah gencar-gencarnya dalam melakukan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain dari proyek pembangunan IKN, terdapat pula pembangunan jembatan di Kalimantan Timur, yang mana diketahui justru mangkrak.
Sebenarnya, dengan adanya jembatan tersebut maka jalur penghubung itu mampu menghubungkan kawasan industri serta kawasan ekonomi di Kalimantan Timur.
Ada pula jalan tol Samarinda-Balikpapan dan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, yang nantinya bisa saling terkoneksi.
Bagaimana tidak menghubungkan satu kawasan ke kawasan lain, jembatan ini saja memiliki panjang 7,6 Km.
Diketahui jika Pembangunan jembatan ini dibangun melewati pola kerjasama pemrakarsa Waskita Tol Road sebesar 60%, dan Perusda Kalimantan Timur 20%.
Ditambah lagi dari Perusda Kota Balikpapan sebesar 5%, serta ada dari Perusda PPU 15 persen.
Adapun dari jalur penghubung yang dimaksud adalah Jembatan Tol Balikpapan-Penajam.
Nantinya, Jembatan Tol Balikpapan-Penajam ini akan membentang di atas teluk Balikpapan.
Dilansir dari kaltimprov.go.id, jembatan tol Balikpapan-Penajam ini memiliki nilai investasi mencapai Rp. 17 triliun.
Akan tetapi, jembatan tol Balikpapan-Penajam yang memiliki Nilai 16,9 triliun ini nilai proyek konstruksinya Rp. 12,6 triliun, yang dilaksanakan dengan pola public privat partnership.
Meskipun itu, tiba-tiba pembangunan jembatan tol Balikpapan-Penajam di Kalimantan Timur ini justru berhenti pada tahun 2019.
Sehingga hingga kini, diketahui pembangunan jembatan tol Balikpapan-Penajam di Kalimantan Timur tersebut belum rampung.
Diyakini saat rampungnya pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam ini kelak, akan berdampak positif bagi kemajuan daerah.
Apalagi Jembatan Tol Balikpapan-Penajam ini juga merupakan jalur penunjang yang sangat membantu pada kebutuhan akses IKN. [Democrazy/Innalar]