DEMOCRAZY.ID - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo ikut mengomentari polemik Jakarta Internastional Stadium (JIS). Roy bahkan mengulik sejarah dibangunnya markas Persija Jakarta itu.
"Sejarah JIS itu memang menarik, panjang ya. Mulai dari tanah bodong itu di Papago, kemudian stadion yang namanya mirip salah satu kendaraan tapi singkatannya Bersih Mandiri dan Wibawa," ungkap Roy dikutip dari Youtube TV One dalam acara Catatan Demokrasi, Rabu (16/8/2023).
Keberadaan stadion JIS, kata Roy Suryo tak lepas dari pembongkaran Stadion lebak Bulus yang jadi markas Persija Jakarta pada tahun 2008.
Setelah dibongkar, Pemprov DKI Jakarta saat itu dipimpin Gubernur Fauzi Bowo menjanjikan pembangunan stadion baru.
Hanya saja, sejak Fauzi Bowo lalu pindah ke Joko Widodo kemudian Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga Djarot Saiful Hidayat tak terealisasi.
Barulah di era Gubernur Anies Baswedan, JIS mulai dibangun pada tahun 2019 dan selesai pada April 2022.
"Waktu itu ada gubernur yang menyajikan tanah bodong. Kemudian ada gubernurnya yang sudah janji. Ada gubernur yang biasanya cuman teriak ini kami bangun tapi yang enggak selesai-selesai," ungkap Roy Suryo.
"Ada Gubernur lain lagi yang menanamkan batu pertama tapi enggak selesai. Terus ada gubernur yang menyelesaikan," sambung Roy Suryo.
Mantan kader Partai Demokrat itu bilang setiap gubernur punya perang amsing-masing. Semua itu, kata dia harus dihormati.
Terkait pemilihan JIS sebagai venue Piala Dunia U-17, Roy meminta hal itu dijauhkan dari unsur politisasi.
"Bangga aja kita. Kalau saya sih bangga JIS dipakai dan memang bagus kok. Pisahkan olahraga dengan politisasi," pungkasnya. [Democrazy/Fajar]