DEMOCRAZY.ID - Polemik dan permasalahan Jakarta International Stadium atau JIS sepertinya makin berlarut-larut.
Setelah rumput yang berdasarkan inspeksi tidak sesuai standar FIFA, disusul kemudian klarifikasi Buro Hupplod.
Perusahaan konsultan stadion internasional asal Inggris itu menyebut JIS tidak sesuai panduan dan rekomendasi mereka.
Bahkan di DPRD DKI Jakarta, Fraksi PDIP dan PSI sampai mengusulkan pembentukan pansus untuk mengaudit JIS secara keseluruhan.
Terbaru viral security JIS melarang masyarakat mengambil video JIS. Padahal hal itu tidak dilakukan di dalam area stadion, melainkan hanya dari akses luar JIS.
Dalam video yang viral itu, seorang warga terlibat debat dengan security JIS yang berseragam coklat.
Di video itu warga itu sampai harus juga berdebat dengan sosok yang disebut ‘komandan’ melalui sambungan telepon.
Ditegur security
Video itu bermula dari seorang warga yang merekam video dengan menggunakan teleopn selulernya dan melakukan review akses masuk JIS.
Di video itu ia menjelaskan bahwa dirinya sedang berada di area luar JIS. Video itu diunggah oleh pemilik akun Twitter @Jilbara09.
“Ini pintunya sudah lebar juga, ini tinggal dibuka-buka aja,” ucap perekam.
Namun belum selesai ia berbicara datang seorang security yang berjalan cepat menghampiri warga itu.
“Kenapa, pak?” tanya warga itu.
Security itu lantas langsung menghardik warga itu.
“Kamu dari tadi ngeliput yah?” tanya security.
“Lah, kenapa, pak?” jawab warga.
Security itu lantas menyatakan bahwa dilarang mengambil video atau gambar JIS.
“Nggak boleh (mengambil gambar). Nanti saya yang kena,” kata security.
Security itu lantas menyambungkan warga itu dengan ‘komandan’nya melalui sambungan telepon.
Dilarang ‘komandan’
Dalam sambungan telepon itu terdengar warga tersebut mempertanyakan kenapa warga dilarang mengambil gambar JIS.
Kepada sang ‘komandan’ ia menjelaskan bahwa warga biasa semestinya punya hak untuk merekam JIS karena itu dilakukan tidak di dalam stadion.
“Loh, pak, ini kan kalau saya jadi masyarakat umum kalau ngambil-ngambil gambar juga boleh, kan? Pake HP,” tanya warga kepada komandan melalui sambungan telepon.
Warga itu kemudian menjelaskan bahwa dirinya tidak berada di dalam stadion melainkan hanya di area akses luar JIS.
Dia juga menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah awak media.
“Enggak saya nggak pernah ngomong dari media. Saya masyarakat biasa. Saya nggak pernah ngomong dari media kok,” ujarnya.
Berkali-kali warga itu menjelaskan bahwa dirinya bukan awak media tapi sepertinya pengakuan itu tidak dipercaya oleh si ‘komandan’.
Dia lantas menjelaskan bahwa yang mengambil gambar di lokasi itu juga bukan hanya dirinya saja.
Akan tetapi mereka sama sekali tidak ditegur atau dilarang sekalipun.
“Itu ada orang disana pada main HP, rekam-rekam. Kenapa nggak dimasalahin?” tanya warga.
Si ‘komandan’ juga sepertinya tidak mau tahu dengan alasan warga itu dan tetap bersikukuh melarang melakukan pengambilan gambar atau video.
Warga itu kemudian kembali terlihat debat dengan security yang menegurnya di awal video.
Security itu beralasan, dirinya sudah memperhatikan tindak-tanduk warga yang belum diketahui identitasnya itu.
“Ya, kan, sama aja, pak, saya dengan yang lain (sama-sama mengambil foto dan video),” kata pria itu.
Dia juga terus menjelaskan bahwa dirinya bukan awak media dan hanya mengambil gambar di area luar saja, bukan di dalam.
Selanjutnya terlihat security tersebut berbicara lagi dengan ‘komandan’ melalui sambungan telepon.
Lagi disorot
Security itu lantas menjelaskan bahwa saat ini JIS sedang disoot banyak pihak.
“(JIS) Ini kan lagi disorot sama media. Istilahnya kan, ya, takut lain bahasa lah gitu. Tapi saya ini menjalankan tugas saya aja,” jelas security itu.
“Apabila ada media saya arahkan ke pintu selatan, kita ikuti prosedur aja seperti apa. Saya mau ngejelasin itu doang sebenarnya,” sambungnya.
Security itu juga kemudian menyampaikan permintaan maaf jika memang warga itu bukan bagian dari media.
Warga itu lantas menyinggung awal mula kedatangannya yang dipermasalahkan karena dikira akan mengambil gambar menggunakan drone.
“Kalau saya nerbangin drone juga saya pasti pakai surat izin,” kata warga itu.
Sampai saat ini, belum diketahui jelas kenapa sampai ada larangan kepada warga untuk mengambil gambar foto atau video di JIS.
Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah ada yang aneh dengan JIS yang dibangun di era Anies Baswedan itu?
[VIDEO]:
Kalo bukan politisasi kenapa lihat you tuber bawa kamera ngeliput di JIS sekarang di larang gak bebas seperti biasanya? pic.twitter.com/mnUi3yn7Zr
— Jibara (@Jibara09) July 10, 2023
Ini kelanjutannya pic.twitter.com/hrBMTOPASu
— Jibara (@Jibara09) July 11, 2023
[Democrazy/PojokSatu]