DEMOCRAZY.ID - Bakal calon presiden (capres) yang dideklarasikan Partai Nasdem, Anies Baswedan disarankan untuk tidak lagi mencoba cara-cara melobi Presiden Joko Widodo.
Sebab, lobi-lobi itu akan percuma karena Jokowi memiliki dendam khusus kepada Anies.
Salah satu indikator mengukur dendam Jokowi itu adalah penunjukkan Heru Budi Hartono sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta untuk mempreteli kinerja Anies Baswedan yang sudah baik di ibukota.
Begitu kata ekonom senior, Rizal Ramli (RR).
Dalam acara diskusi ini, Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu sempat menyinggung soal pernyataan yang disampaikan oleh Panda Nababan terkait Jokowi merupakan orang yang pendendam.
Terkait dengan ini, RR bilang Jokowi balas dendam terhadap Anies dengan cara menunjuk Heru Budi sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta selepas Anies purnatugas.
"Makanya Jokowi angkat si Heru Penjabat Gubernur, bekas staf dia di DKI, jadi orang dekat dia di Istana untuk menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta. Kerjaan si Heru ini, pretelin apapun yang dikerjain sama Anies. Coba lihat, kerdilnya ini orang, bisa mikirin bagaimana ngerjain Anies," kata RR.
Padahal menurut RR, tidak ada pemimpin Indonesia selama ini yang sekerdil rezim Jokowi saat ini.
"Ini negara terlalu besar, penduduknya 270 juta, masalahnya kompleks sekali, nggak bisa kita ngandalin pemimpin yang kerdil, yang pikirannya picik," tandas RR.
[VIDEO]
4 Kebijakan Anies Baswedan Yang 'Dihapus' Heru Budi Hartono
DEMOCRAZY.ID - Santer diberitakan bahwa Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono alias Heru Budi akan hapus jejak Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ini dikarenakan terdapat beberapa kebijakan Anies Baswedan yang dihapus oleh Heru Budi.
Menyadur dari sindikasi konten pada Rabu (4/1/2023), setidaknya terdapat 4 kebijakan Anies Baswedan yang “dihilangkan” semasa pemerintahan Heru Budi. Berikut penjelasan lebih mendetailnya.
Kebijakan Anies Baswedan Yang Dihapus Heru Budi
1. Mencopot Jabatan Petinggi BUMD Dan SKPD
Saat menjabat menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi mencopot dan merombak sejumlah petinggi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di masa kepemimpinan Anies Baswedan.
Heru Budi diketahui mencopot jabatan petinggi BUMD seperti Komisaris PT LRT Jakarta dan mengganti Direktur Utama MRT Jakarta. Dirinya juga memberhentikan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta.
2. Mengganti Slogan Dan Logo DKI Jakarta
Perlu diketahui bahwa slogan DKI Jakarta di masa kepemimpinan Anies Baswedan adalah “Maju Kotanya, Bahagia Warganya”.
Slogan tersebut dianggap sederhana dan menarik, dilengkapi dengan logo yang cukup baik di mata masyarakat. Namun, slogan dan logo ini diganti oleh Heru Budi.
Di bawah arahan Heru Budi, slogan DKI Jakarta berubah menjadi “Sukses Jakarta untuk Indonesia”.
Heru Budi juga mengganti logo DKI Jakarta yang dianggap masyarakat lebih monoton. Alhasil slogan maupun logo ini menuai kritik dari warga DKI Jakarta.
3. Penghapusan Nama Anies Baswedan di Lapangan Ingub
Anies Baswedan pernah membangun lapangan sepak bola yang dikabarkan memiliki standar FIFA di Kecamatan Klender, Jakarta Timur.
Dan namanya disematkan ke lapangan sepak bola tersebut sebagai sosok yang mencetuskan pembangunannya.
Namun, oleh Heru Budi, nama Anies Baswedan dihapuskan dari Lapangan Ingub, nama lapangan sepak bola tersebut.
Penghapusan nama sosok yang digadang-gadang akan jadi calon presiden (Capres) 2024 ini sempat menjadi perbincangan hangat.
4. Memutus WiFi Gratis
Selain itu, Anies Baswedan juga sempat membuat kebijakan WiFi gratis di sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta.
Kebijakan ini diberi nama “JakWiFi” yang dianggap banyak menguntungkan masyarakat di sekitar wilayah yang mendapatkan akses WiFi.
Tetapi, pada akhirnya program JakWiFi diputus oleh Heru Budi. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan pemberhentian WiFi gratis ini.
Namun, tidak ada indikasi kalau Heru Budi akan mengembalikan kebijakan Anies Baswedan soal JakWiFi. [Democrazy/KJ]