DEMOCRAZY.ID - Debat sengit terjadi antara Ketua Umum Relawan Prabowo 08 Immanuel Ebenezer dengan Dewan Pembina Ganjarian Spartan Eko Kunthadi.
Dua pimpinan relawan bakal capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo itu berdebat soal proposal perdamaian Prabowo yang ditolak Ukraina.
Sebelum berdebat, awalnya Eko Kuntadhi sampaikan argumennya soal Jokowi yang saat ini bukan berada di simpang jalan.
Ia panjang lebar bicara soal Jokowi yang ingin menjaga persatuan ini untuk Indonesia maju ke depan.
Paparan Eko Kunthadi itu direspons Immanuel Ebenezer alias Noel. Ia menyindir omongan Eko yang tumben bicara tentang persatuan. Kata dia, biasanya Eko dalam diskusi selalu menyinggung dan mengeskalasi kebencian.
"Saya belum menemukan episode-episode sebelumnya bicara secerdas ini, bicara persatuan. Tapi, saya akuin angkat jempol mulai cerdas," kata Noel dalam diskusi Indonesia Lawyers Club yang dikutip pada Senin, 24 Juli 2023.
Jurnalis senior Karni Ilyas selaku host kemudian bertanya kepada Noel soal setuju atau tidak Jokowi berada di persimpangan jalan. Tapi, dinamikanya Jokowi cenderung mendukung Prabowo ketimbang Ganjar.
Noel pun menjawab bahwa kecenderungan dukungan ke Prabowo ada. Ia mengklaim Jokowi ingin kepemimpinan 2024 dari figur yang punya gagasan dan komitmen menjaga bangsa RI.
Dia bilang Jokowi berkali-kali Jokowi bahwa RI butuh pemimpin yang mampu berhadapan dengan negara-negara luar.
Menurut Noel, hal itu terjawab saat Prabowo tampil di forum Shangri-la, Singapura, beberapa waktu lalu.
"Dia jawab tuh, dia lawan tuh. Dan, kita itu melihat dan butuh pemimpin seperti itu," ujar Noel.
Noel lalu melontarkan pernyataan yang diduga menyudutkan Ganjar.
"Bukan pemimpin yang hanya jaLan-jalan bersepeda dan makan sendirian kayak gitu loh," lanjut Noel.
"Kita butuh pemimpin seperti itu kuat dalam menjaga gagasannya, kuat dengan prinsipnya, kuat terhadap cita-citanya," kata Noel.
Lalu, Eko Kunthadi menimpali Noel. Dia menanggapi bahwa cita-cita Prabowo yaitu proposal perdamaiannya ditolak Ukraina.
"Dianggap ini proporsal mewakili Rusia. Proporsal perdamaian Pak Prabowo ditolak mentah-mentah," ujar Eko.
"Yang nolak siapa?," ujar Noel.
"Ya orang Ukraina," sahut Eko.
"Itu wajar, Rusia terima atau tidak?" timpal Noel lagi.
"Ya katanya proporsalnya terlalu Ukraina," tutur Eko merespons.
Noel pun menghardik Eko. Dia menyebut lawan diskusinya itu dengan sebutan bloon karena punya logika rendah.
"Nah, ini logikanya rendah lagi, bloon lagi, tadi cerdas. Jadi, bloon lagi, turun lagi," lanjut Noel.
"Ternyata turun lagi kecerdasannya. Turun lagi. Baru beberapa detik dipuji langsung turun," ujar Noel.
"Itu statement perwakilan Ukraina," jawab Eko.
Noel mengatakan jika Ukraina menolak proporsal Prabowo maka wajar.
"Ya wajar lah. Dia bonekanya Amerika. Dia juga pelawak, pemimpinnya dari pelawak," tutur Noel.
Dia mengklaim RI itu butuh pemimpin yang punya keteguhan seperti Prabowo.
"Yang nerima itu Rusia. Harus dipahamin, Rusia sangat meng-appreciate, gagasan yang ditawarkan Prabowo," ujar Noel.
Eko lalu menanggapi bahwa kalau ingin mendamaikan orang bertikai, maka keduanya harus diapresiasi.
"Kalau berpihak pada satu pihak itu bukan mendamaikan, itu ngomporin," tutur Eko.
Noel pun menjawab soal argumen Eko.
"Dia hanya menawarkan proporsal. Nah, logika Eko Kuntadhi, proporsal itu minta duit. Beda, bodoh," tutur Noel dengan nada keras.
"Makanya logikamu dilempengin dulu. Supaya bagus. Jadi, enak diskusinya. Kalau diskusinya bagus, biasa ada rasionalitas," ujar Noel.
Eko ngaku tak mau ambil pusing pernyataan Noel yang menyudutkan dirinya. Ia bilang terserah Noel bicara apa saja.
"Terserah Anda mau ngomong apa terserah. Faktanya pihak Ukraina yang waktu itu konflik dengan Rusia, Prabowo berikan proporsal nyatanya ditolak mentah-mentah," kata Eko.
Noel langsung menanggapi lagi bahwa Rusia menerima proporsal Prabowo
"Ada beberapa kepala negara juga ditolak Ukraina. Salah satunya Uni Afrika juga ditolak proporsal," ujar Noel.
Eko pun menyindir proporsal ala Prabowo bukan untuk perdamaian karena mengamodasi kepentingan Rusia.
"Kalau mendamaikan pihak yang bertikai harusnya posisinya, mengambil atau mengakomodasi kepentingan Ukraina, juga kepentingan Rusia. Itu baru proporsal perdamaian," ujar Eko.
"Anda tidak bisa mendikte sebuah negara," jawab Noel.
"Oke-oke. Saya nyerah sama Noel," tutur Eko.
"Aduh, rendah lagi cara berpikirnya," kata Noel.
Karni Ilyas sebagai host pun menyudahi sesi adu mulut antara Eko dengan Noel. [Democrazy/VIVA]