DEMOCRAZY.ID - Pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, yang menyebut program revolusi mental Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih jauh dari harapan dinilai benar adanya.
Ekonom senior Dr Rizal Ramli mengatakan, awalnya sangat sepakat dengan gagasan besar revolusi mental.
Sebab, para pejabat di Indonesia banyak yang tidak beres sehingga perlu direvolusi mentalnya. Mulai dari tataran eksekutif hingga legislatif.
“Tapi setelah berapa lama, saya sendiri kecewa karena revolusi mentalnya Jokowi hanya sekadar slogan,” sesal pria yang akrab disapa RR ini, dalam sebuah diskusi daring yang disiarkan di kanal YouTube Medcom bertajuk “Gagal, Revolusi (Kena) Mental” dikutip Senin (24/7).
RR menyatakan bahwa Jokowi hanya menjadikan revolusi mental sebagai jargon semata.
Sehingga, mantan Walikota Solo itu dinilai hanya berangan-angan menegakkan pemerintahan yang bersih atau good governance di Indonesia.
Namun faktanya, kata RR, gagasan itu justru berbanding terbalik karena revolusi mental tidak pernah diimplementasikan.
“Karena dalam praktiknya revolusi mental itu selain secara konsepsi pedagogi itu hanya akan efektif kalau diikuti dengan tindakan-tindakan,” pungkasnya.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan salah satu alasan Nasdem totalitas memberi dukungan kepada Jokowi sejak Pilpres 2014 antara lain karena konsep gerakan revolusi mental.
Namun, kata Paloh, konsep tersebut belum bisa memenuhi harapan dan saat ini belum bisa menjadi kenyataan.
"Karena kita punya keyakinan, dengan konsepsi, gagasan dan pemikiran yang sama. dengan apa yang kita miliki.
Logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan. Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan," kata Paloh dalam pidato dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Gelora Bung karno, Jakarta, Minggu (16/7). [Democrazy/RMOL]