AGAMA HOT NEWS ISLAMI POLITIK TRENDING

Rentetan Masalah Yang Jadi 'Sorotan' Selama Pelaksanaan Ibadah Haji 2023

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
HOT NEWS
ISLAMI
POLITIK
TRENDING
Rentetan Masalah Yang Jadi 'Sorotan' Selama Pelaksanaan Ibadah Haji 2023


DEMOCRAZY.ID - Penyelenggaraan Ibadah haji tahun 2023 menjadi sorotan luas lantaran banyak permasalahan dan kesulitan yang dialami jemaah Indonesia.


Sorotan tajam mengarah pada pelayanan yang diterima jemaah selama puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).


Jemaah haji Indonesia misalnya terlambat dibawa bus-bus yang disediakan oleh Mashariq dari Muzdalifah menuju ke Mina.


Para jemaah Indonesia harusnya sudah meninggalkan Muzdalifah pada jam 08.00 pagi waktu Arab Saudi. Jemaah Indonesia baru selesai dipindahkan dari Muzdalifah selepas tengah hari.


Seorang jemaah haji, Sri Mulyani sempat bercerita tertahan di Muzdalifah selama tujuh jam di bawah suhu yang sangat panas sebelum terangkut bus menuju Mina untuk melakukan lempar jumrah.


Ketika tertahan di Muzdalifah, Sri mengaku kesulitan mendapatkan air, untuk bersih-bersih dan juga buang air. Menurutnya, hanya satu kamar mandi yang disediakan di Muzdalifah.


"Kami baru terangkut 10.30 dari Muzdalifah dengan suhu yang sangat panas menyengat. Seharusnya subuh sudah jalan semua. Jadi, sekitar tujuh jam," ujar Sri dalam kesaksiannya, Rabu (28/6).


Tak berhenti di situ, usai sampai di Mina para jemaah menghadapi persoalan baru. Kesaksian beberapa jemaah menunjukkan kapasitas pemondokan tak mampu menampung seluruh jemaah hingga makanan terlambat datang.


Sebagian jamaah yang sudah kepayahan akibat terlalu lama menunggu angkutan menuju Mina pun harus istirahat di luar tenda di tengah udara bersuhu di atas 40 derajat Celsius.


Para jemaah yang kelelahan dan kehausan usai menunggu lama bus penjemput masih menerima jatah makan pagi.


"Tapi ada yang baru datang sekitar jam 14.00, nah ini jatah makan siang belum sampai. Padahal, jatah makan pagi sudah tidak layak. Akhirnya diberi kurma untuk asupan makanan darurat," kata kesaksian salah satu jemaah.


Kesaksian lain yakni para jemaah di Maktab 71 dilaporkan terpaksa tidur di luar tenda akibat terlalu sesak dan tak bisa menampung seluruh jemaah. Kondisi tersebut dilaporkan turut dialami para lansia.


Bahkan, ratusan jemaah haji asal Kota Metro, Lampung melaporkan belum mendapatkan makanan sedari pagi hingga sore hari waktu Mina.


Kemudian ketersediaan toilet yang kurang mencukupi juga menjadi masalah bagi jemaah di Mina. Dengan makin banyaknya jamaah yang datang, kebutuhan toilet pun menjadi mendesak.


Kemenag Salahkan Mashariq


Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief menyalahkan pihak Mashariq dalam menyiapkan layanan jemaah haji.


Hilman mengatakan Mashariq yang menjadi penyedia layanan selama proses ibadah haji di Arafah-Muzdalifah-Mina. Dengan demikian sepenuhnya menjadi tanggung jawab perusahaan itu.


Hilman juga menyoroti keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Ia merinci jemaah haji terakhir bisa diberangkatkan ke Mina pada pukul 13.30 waktu Arab Saudi. Hal ini menyebabkan jemaah kepanasan saat di Muzdalifah.


"Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," tegas Hilman di Mina, Rabu (28/6).


Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengaku sudah menyampaikan sejumlah masalah yang terjadi di Muzdalifah dan Mina ketika bertemu Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Arab Saudi Taufiq F Al Rabiah.


Pemberangkatan haji sempat tertunda


Jauh sebelum insiden di Armuzna, proses pemberangkatan para jemaah haji beberapa kloter pun sempat diwarnai penundaan imbas persoalan di maskapai.


Semisal, keberangkatan 328 jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) 4 Embarkasi Banjarmasin (BDJ 04) tertunda akibat adanya kerusakan teknis pesawat Garuda Indonesia.


Kloter BDJ 04 sedianya diberangkatkan pada 3 Juni 2023 pukul 02.40 WITA. Namun, jemaah akhirnya kembali ke Asrama Haji karena ada informasi kerusakan teknis pesawat.


Tak berhenti sampai di situ, maskapai Saudia Airlines juga dianggap kerap mengubah kapasitas kursi pesawat yang digunakan untuk mengangkut jemaah haji Indonesia secara sepihak tanpa persetujuan.


Melihat dua persoalan tersebut, pihak Kemenag telah mengajukan protes ke dua maskapai tersebut.


Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menegaskan Saudia Airlines telah bertindak tak profesional lantaran mengganggu kenyamanan dan ketenangan jemaah. Sebab, kapasitas seat pesawat yang disiapkan terus berubah-ubah.


Saiful lantas berharap otoritas Arab Saudi memeriksa manajemen Saudia Airlines khususnya yang bertanggung jawab dalam penerbangan jemaah haji Indonesia.


"Dari aspek penerbangan, Saudia Airlines tahun ini gagal memberikan layanan yang baik ke jemaah haji Indonesia," kata Saiful dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/6).


Khusus untuk maskapai Garuda, Saiful mengatakan protes keras disampaikan karena kejadian tahun ini bukan kejadian yang pertama.


Kejadian yang sejenis juga pernah dialami jemaah asal Banjarmasin pada operasional haji 2022. Saat itu, kepulangan mereka tertunda karena ada persoalan teknis. Kejadian lainnya juga menimpa jemaah asal Embarkasi Banjarmasin pada tahun 2019.


Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi mengkritik sejumlah masalah pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia tahun ini.


Menurutnya, salah satu penyebab ialah membludaknya jumlah jemaah buntut kuota tambahan dari Saudi.


Ashabul mengkritik Pemerintah Arab Saudi yang tak mengantisipasi penambahan jumlah jemaah. Tambahan kuota, ucapnya, tak dibarengi kesiapan penyelenggaraan haji.


"Penerimaan kuota tambahan jika masih ada tahun depan, maka perlu kajian yang matang dalam berbagai aspek pelayanan. Untuk apa kita memberangkatkan jemaah haji yang banyak, namun tidak mendapatkan pelayanan yang berkualitas?" kata Ashabul melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/6). [Democrazy/CNN]

Penulis blog