DEMOCRAZY.ID - Perusahaan konsultan internasional, Buro Happold buka suara soal kabar penghapusan Jakarta International Stadium (JIS) dari daftar proyeknya.
Sebelumnya, diberitakan Kompas.com, Sabtu (8/7/2023), Buro Happold turut menjadi sorotan di tengah polemik JIS yang disebut tak berstandar FIFA.
Perusahaan ini disebut menjadi perancang JIS dan pernah menyematkan nama stadion di Jakarta itu ke dalam daftar proyek di situs resminya.
"Buro Happold bermaksud mengklarifikasi peran dan kontribusi perusahaan dalam proyek Jakarta International Stadium (JIS)," terang Buro Happold dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (9/7/2023).
Klarifikasi Buro Happold
Buro Happold sebagai perusahaan jasa desain, rekayasa, dan konsultasi, menyatakan tidak diminta untuk merancang stadion JIS.
Perusahaan ini juga menegaskan, tidak pernah membuat desain stadion tersebut.
"Lebih lanjut, perusahaan juga tidak terlibat dalam pekerjaan konstruksi apa pun yang dilakukan kemudian," ujarnya.
Menurutnya, pihak Jakarta Konsultindo (Jakkon) telah meminta Buro Happold untuk membuat panduan desain atau design guidelines, serta memberikan jasa konsultasi.
Permintaan tersebut berlangsung mulai Desember 2018 hingga Maret 2019.
Adapun lingkup pekerjaan, mencakup:
- Persiapan untuk pembuatan panduan desain (preparation of concept design guide)
- Penilaian soal teknis dan komersial (technical and commercial assessment)
- Konsep rencana induk untuk area di sekitar stadion (concept masterplan for the surrounding area)
- Peta jalan implementasi proyek (implementation roadmap).
JIS Tidak Sesuai Panduan Konsep Desain Buro Happold
Buro Happold menyatakan, selama masa pembuatan panduan, perusahaan memastikan agar desain seluruh aspek yang berkaitan dengan standar FIFA terpenuhi.
Selanjutnya, setelah rangkaian pekerjaan di atas selesai, Buro Happold pun diminta untuk meninjau konsep desain yang dipersiapkan oleh pihak lain.
"Yang dalam hal ini adalah konsultan yang ditunjuk Jakkon," kata Buro Happold.
Hasil tinjauan perusahaan mengidentifikasi beberapa aspek yang ternyata tidak sesuai dengan panduan konsep desain orisinal dari Buro Happold.
"Temuan ini telah disampaikan oleh Buro Happold dalam surat terpisah," terangnya.
Merujuk pada perkembangan situasi, Buro Happold merasa perlu untuk memberikan penjelasan lebih detail di laman resmi mengenai ruang lingkup pekerjaan dalam proyek JIS guna menghindari kesalahan informasi dan persepsi.
"Tulisan yang telah diperbarui tersebut dimaksudkan agar publik memahami secara utuh dan tepat mengenai peran Buro Happold," pungkasnya.
Rekomendasi Buro Happold soal Akses Stadion
Salah satu poin terkait JIS yang tengah ramai diperbincangkan yakni soal akses ke stadion tersebut. Dalam laman Buro Happold, disebutkan bahwa memang terdapat tantangan dalam pembangunan tersebut.
Sejumlah tantangan seperti penurunan muka tanah yang kuat di Jakarta Utara yang membuat lokasi tersebut rentan terhadap banjir.
Selain itu, stadion baru akan berlokasi di antara dua lingkungan perumahan dengan perbedaan pendapatan yang tinggi, sehingga pedoman desain yang dibuat Buro Happold harus menjalin hubungan fisik dan sosial di antara dua lapisan.
Kemudian, stadion itu sendiri disebut Buro Happold harus mampu beradaptasi untuk mengakomodasi berbagai olahraga, musik, konferensi, dan acara lainnya, tanpa 'mengganggu' pengalaman pengunjung.
Pendekatan tersebut diperlukan untuk memberikan fleksibilitas sekaligus pergerakan dan keselamatan orang di dalam stadion dan di seluruh pembangunan di sekitarnya.
"Ini termasuk mobilitas dan aksesibilitas, serta perencanaan infrastruktur dan transportasi," tulis Buro Happold di laman resminya.
Dalam menjawab tantangan tersebut, pihak Buro Happold menurunkan pakar mobilitas untuk mempelajari akses ke stadion, menggunakan data dari konsultan lokal. Hasilnya, mereka menelurkan sejumlah rekomendasi soal akses ke stadion.
"Merekomendasikan peningkatan penyediaan transportasi umum, serta menyediakan parkir di luar lokasi sebelum mengoperasikan stadion dengan kapasitas penuh," terang Buro Happold.
Buro Happold juga sempat merekomendasikan revisi desain mengenai titik akses stadion bagi mobil dan pejalan kaki. Serta strategi sirkulasi penonton.
"Intervensi ini mengubah tata letak konsep masterplan dan meningkatkan efisiensi dan keamanannya yang jika diterapkan dengan benar dapat memberikan penghematan biaya yang signifikan," ungkap mereka.
Maksimalkan TransJakarta
Saat ini, JIS digadang-gadang menjadi salah satu calon venue untuk Piala Dunia U-17 di Indonesia. Namun, akses menjadi tantangan.
Vice President Corporate Jakpro, Syahrial Syarif, memastikan pihaknya siap bekerja sama dengan pemprov dan BUMD untuk meningkatkan kemudahan akses JIS. Khususnya berkoordinasi dengan Transjakarta dan penyedia shuttle bus.
"Kita di BUMD-BUMD pemprov selalu kerja sama, termasuk event-event di JIS. Jadi pada saat event butuh dukungan BUMD lain misal transportasi, kita akan koordinasi dengan Transjakarta, untuk bisa disediakan kendaraan yang bisa dimanfaatkan antar jemput penonton dari dan ke JIS," kata Syahrial di JIS, Senin (3/7).
"Jadi kita pada event tertentu kita kerja sama pihak sekitar sini untuk sediakan tempat parkir. Jadi kita harapkan penonton itu simpan kendaraan di sana, kemudian gunakan shuttle bus dari tempat itu ke JIS," imbuh dia.
Solusi akan terus dicari. Termasuk soal kepastian bentuk kerja sama pihaknya dengan dinas terkait atau pun BUMD milik Pemprov DKI.
"Kami masih koordinasi, harapannya dari dukungan dinas-dinas, karena bukan hanya Jakpro ya sebetulnya. Perhelatan ini kan U-17 nanti perhelatan dunia yang difasilitasi Indonesia. Jadi bukan hanya JIS, Jakpro, tapi juga kerja sama dengan pemprov," ungkapnya.
"Kami formal terus terang belum diarahkan lakukan apa. Tapi kami siap dan terbuka kalau diperlukan improvement atau perbaikan-perbaikannya setelah evaluasi kita bisa tahu," tandas dia. [Democrazy/Kompas]