POLITIK TRENDING

KRONOLOGI Tewasnya Anggota Densus Bripda Ignatius Versi Polisi, Pihak Keluarga Ragu Kebenarannya

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
TRENDING
KRONOLOGI Tewasnya Anggota Densus Bripda Ignatius Versi Polisi, Pihak Keluarga Ragu Kebenarannya


DEMOCRAZY.ID - Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar angkat suara terkait kronologi tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco yang disebut tertembak oleh rekannya sesama polisi. Bripda Ignatius merupakan anggota Densus 88.


Narasi yang beredar, Bripda Ignatius tewas ditembak oleh seniornya yang juga anggota Densus 88. Atau dengan kata lain polisi tembak polisi.


Kombes Aswin mengatakan peristiwa tertembaknya Bripda Ignatius bermula saat rekan Bripda Ignatius yakni Bripda IMS mengajak Bripda A untuk berkunjung dan bertemu Bripda Ignatius pada Sabtu (22/7/2023) pukul 22.35 WIB.


Bripda IMS dan Bripda A kemudian bertemu dengan Bripda Ignatius di salah satu flat Rusun Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan di rusun itu, ada pula Bripda Y. 


“Pada pukul 01.38 WIB, mereka berkumpul di kamar flat Rusun Cikeas bersama Bripda IMS, Bripda IDF, Bripda A, dan Bripda Y,” kata Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis (27/7/2023).


Saat berkumpul tersebut, sekitar pukul 01.42 WIB, Bripda IMS mengeluarkan senjata api dari dalam tas. 


Senjata api itu dikeluarkan untuk diperlihatkan kepada Bripda Ignatius.  Namun, saat dikeluarkan itu, kata Kombes Aswin, senjata itu tiba-tiba meletus.


“Tiba-tiba senjata itu meletus dan mengenai bagian leher Bripda IDF,” ujar Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi (Kabagrenmin) Densus 88 AT Polri itu.


Setelah Bripda Ignatius tertembak, ia langsung dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur.


Aswin mengatakan, Bripda Ignatius langsung dinyatakan meninggal dunia pada saat tiba di rumah sakit.


“Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati oleh saksi dan penghuni flat Cikeas yang lain,” ujarnya.


Menurut Aswin, pelaku dalam kasus ini adalah IMS. Ia dan Bripda IDF bertugas sebagai anggota Sub-Bagian Tahanan dan Barang Bukti (Subbagtahti) Bagian Operasional (Bagops) Densus 88 AT Polri.


Lebih lanjut, Aswin mengatakan, kasus ini sedang ditangani dan didalami oleh Polres Bogor dan Divisi Provos Densus 88 AT.


“Para pelaku sudah diamankan dan dilakukan penahanan. Korban sudah dijemput oleh keluarga untuk dimakamkan di Melawi, Kalimantan Barat,” katanya.


Keluarga ragukan kronologi versi Mabes Polri


Sementara itu, keluarga Bripda Ignatius meragukan kronologi anggota Densus tewas tertembak yang disampaikan pihak Mabes Polri. 


Menurut pihak keluarga, kematian Bripda Ignatius diduga bukan karena kelalaian namun karena adanya percekcokan. 


Ayah Bripda Ignatius, Y Pandi menduga percekcokan itu karena anaknya menolak tawaran bisnis senpi ilegal di Densus 88.


Ia mendapatkan informasi itu dari penyidik yang melakukan identifikasi kasus tersebut.


"Anak saya tidak pernah bercerita tentang senpi tetapi menurut keterangan dari tim penyidik saat kami berada di Jakarta kemarin," ujar Y Pandi dikutip dari wawancara Kompas TV, Kamis (27/7/2023). 


"Mereka memberi keterangan bahwa sempat cekcok ketika senior ini mungkin menawarkan bisnis senpi ilegal kepada anak saya tetapi mungkin barangkali anak saya menolak," tutur dia.


Ketika menolak itulah kemungkinan cekcok dan berakhir pada penembakan.


"Karena dia (IDF) takut dan tahu barang itu ilegal sehingga barangkali IDF tidak berani dan tidak lama kemudian si pelaku ini mengambil senpi di tasnya dan itu meledak mengenai leher anak saya,yang tembus di bawah telinga sampai tembus ke dinding," jelas dia.


Masih dari informasi penyidik, senior yang mendatangi anaknya pada malam kejadian adalah berjumlah tiga orang.


"Keterangan tim penyidik Densus 88 bahwa ketika senior ini datang ke flatnya dan menawarkan senjata barangkali, mungkin yang tadi saya ceritakan bahwa di situ terjadi cekcok ya mungkin karena anak-anak menolak atau apa sehingga terjadi cekcok," terang dia.


Adapun jenazah Bripda Ignatius saat ini telah dimakamkan pada Rabu (26/7/2023) setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. [Democrazy/Tribun]

Penulis blog