DEMOCRAZY.ID - Debat sengit terjadi antara Juru Bicara Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga dengan loyalis pendiukung Anies Baswedan, Geisz Chalifah.
Geisz menyindir renovasi Jakarta International Stadium (JIS) untuk venue Piala Dunia U-17 sebagai ‘drama Korea’ bernuansa politis.
Perdebatan keduanya terjadi dalam diskusi Indonesia Lawyers Club yang dipandu jurnalis senior Karni Ilyas.
Sebelum debat, Geisz dalam paparannya panjang lebar menyindir 'drama Korea' di JIS hingga Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dikelola secara politis.
Geisz menyebut beberapa drama pernyataan seperti akses pemain dan masuk bus ke JIS yang minim.
Lalu, ia menyebut drama lainnya saat sejumlah menteri termasuk Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono yang membawa rombongan wartawan masuk ke lapangan JIS.
Selain itu, ada drama lain soal dibawanya vendor yang disebut sebagai ahli rumput ke JIS. Bagi Geisz, upaya itu sangat jelas untuk mendiskreditkan Anies yang punya gagasan membangun JIS.
Geisz juga sempat menyindir BUMN yang tak memberikan sponsor ke ajang Formula E era Anies Baswedan masih jabat Gubernur DKI.
"Udahlah kita jujur aja, mengapa jadi seperti ini karena yang bangun JIS itu Anies Baswedan. Kalau bukan Anies Baswedan tidak jadi seperti ini," kata Geisz dalam akun YouTube Indonesia Lawyers Club yang dikutip pada Senin, 10 Juli 2023.
Ia juga heran dengan PSSI yang tak punya standar kompetisi sepakbola jelas karena dikelola secara politis.
Untuk urusan stadion pun sampai dipolitisasi dengan menyebut kualitas tak layak serta tak sesuai standar.
Dia pun merasa janggal karena Jak Pro yang paham terkait JIS tak ada pernyataan terkait renovasi.
Mestinya, kata dia, Jak Pro yang membangun JIS diberi kesempatan untuk menjelaskan kepada publik.
Bagi dia, tak adanya penjelasan Jak Pro menjadi tak fair. Ia menangkap di belakang keinginan renovasi JIS karena sudah ada niat main drama politik untuk kepentingan 2024.
Juru Bicara Erick Thohir, Arya Sinulingga pun meminta Karni Ilyas selaku host memberikan dirinya bicara untuk merespons Geisz.
Arya lalu melontarkan kalimat-kalimat keras yang ditujukan kepada Geisz.
"Saya kagum juga sama Geisz ini. Mungkin dia, makhluk yang bisa berpindah-pindah tempat. Gak tahu dia, belajar dukun di mana?" kata Arya.
Dia bilang ada dukun yang bisa berpindah-pindah tempat seperti di Karo, Sumatera Utara. Kata Arya, meski pindah-pindah tempat, tak ada di lokasi kejadian, tapi dukun itu tahu peristiwa secara keliru.
"Tapi, bisa tahu semua di sana. Dan, semua salah. Ini hantunya, mungkin dukunnya salah ramal dulu," sebut Arya.
"Pertama, kami tidak pernah membawa wartawan ke dalam lapangan JIS. Tidak ada satupun wartawan masuk lapangan JIS," lanjut Arya.
Dia mengatakan awak media berada di luar stadion JIS karena tak bisa masuk ke dalam.
"Jadi, itu saja, hantunya, dukunnya sudah salah. Cari dukun yang baik!" sebut Arya.
Geisz pun menanggapi omongan Arya. Dia bersikeras bahwa ada wartawan di lapangan JIS karena tersebar di media sosial.
"Wartawan ada di kawasan JIS, bagaimana gak ada?" ujar Geiz.
"Gak ada di lapangan JIS. Sudah, itu satu," jawab Arya.
"Itu kan satu kawasan JIS. Itu mau dipilah-pilah, bagaimana?" tanya Geisz penuh keheranan.
"Lihat rekamannya, Anda bisa lihat," ujar Arya.
Geisz meragukan omongan Arya. Sebab, wartawan ramai datang ke JIS diduga dapat info peliputan.
"Mang wartawan dapat info menteri mau datang ke sana dari mana? Tidak terinfo? Rasional lah kalau mau jawab," tutur Geisz.
Arya menimpali penjelasan Geisz. Lagi-lagi, dia ngomong menyindir soal dukun Geisz yang salah.
"Satu itu, dua ini dukunnya salah melulu. Jak Pro hadir di sana, sejak awal rapat," sebut Arya. [Democrazy/VIVA]