Investasi Rp175 T, China Ingin Penerus Jokowi Tetap Jadi Boneka? - DEMOCRAZY News
POLITIK TRENDING

Investasi Rp175 T, China Ingin Penerus Jokowi Tetap Jadi Boneka?

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
TRENDING
Investasi Rp175 T, China Ingin Penerus Jokowi Tetap Jadi Boneka?


DEMOCRAZY.ID - Pemerintah China dianggap akan berada di belakang calon presiden (capres) yang didukung Presiden Joko Widodo untuk terus menjadi boneka.


Hal itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi terkait rencana investasi senilai Rp175 triliun dari perusahaan asal China, Xinyi International Investment Limited usai Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada pekan ini.


"Di akhir dan sisa pemerintahannya itu, China mau gelontorkan investasi senilai Rp175 triliun? Apakah dengan iming-iming Rp175 T ini Jokowi mau dipertahankan Xi Jinping sebagai bonekanya lagi?" ujar Muslim, Minggu (30/7).


Muslim mengaku heran jika China mau berinvestasi ke Indonesia pada saat periode akhir kekuasaan Jokowi. 


Hal itu diyakini sebagai pertanda bahwa China ingin mempertahankan Jokowi agar tetap berkuasa terus.


"Tidak ada prestasi Indonesia dikepemimpinannya (Jokowi) di ASEAN, kok dipuji Jinping? Apakah karena Indonesia tidak punya sikap dalam kepemimpinan ASEAN dalam kasus Konflik China-Taiwan?" kata Muslim heran.


Bahkan menurut Muslim, investasi tersebut juga mengindikasikan bahwa China ingin Jokowi terus berkuasa, ataupun penerus Jokowi adalah orang yang tunduk dan tetap menjadi boneka China.


"Bisa jadi dengan pertemuan Xi Jinping-Jokowi di ujung kekuasaannya ini tunjukkan China akan berada di belakang pilpres pemenangan siapa presiden berikutnya. 


Termasuk mempertahankan Jokowi sebagaimana Xi Jinping amandemen UU China untuk buka jalan Xi terus berkuasa," pungkas Muslim. 


Boneka Oligarki hingga KKN Ditabung Diam-Diam, Era Jokowi Dinilai 'Lebih Berbahaya' dari Era Soeharto!


Boneka Oligarki hingga KKN Ditabung Diam-Diam, Era Jokowi Dinilai 'Lebih Berbahaya' dari Era Soeharto!


DEMOCRAZY.ID - Ada yang berpandangan bahwa pemerintah era Presiden Jokowi lebih berbahaya daripada pemerintah era Presiden Soeharto.


Disebutkan bahwa era Jokowi semakin menegaskan betapa kekuatan modal saat ini menjalar ke mana-mana menjadi oligarki.


Hal tersebut kemudian mendominasi kehidupan politik dan ekonomi di Tanah Air, dengan Jokowi sebagai 'bonekanya'.


"Ya, itu yang sekarang lagi kita cemaskan sebetulnya, kan seolah-olah dianggap oligarki itu hanya mengasuh Jokowi," kata Rocky Gerung, pada Minggu (10/4/2022).


"Ternyata dia asuh juga partai-partai politik, bahkan mahasiswa juga diasuh, mahasiswa yang doyan amplop," ungkapnya.


Lebih dari itu, Rocky Gerung menyebut oligarki juga telah menjalar hingga ke anak-anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.


"Yang lebih serius lagi, kita jangan lupa bahwa Ubedilah Badrun justru memberi perspektif lain atau persepsi baru pada soal oligarki itu langsung pada anak-anaknya," tandasnya.


"Kini bukan lagi oligarki tapi betul-betul KKN juga, kan anak-anak Presiden itu yang dilaporkan, dan itu yang orang keingat diam-diam bahwa ternyata memang ada oligarki yang menguasai presiden, tetapi anak-anaknya juga menjadi oligarki di istana memanfaatkan oligarki besar untuk kepentingan bisnisnya," kata Rocky Gerung.


Hal itu pun membuat orang-orang merasa curiga, karena bisnis kuliner yang dilakukan kedua anak Jokowi tiba-tiba meledak dan investor masuk ke situ.


"Kan itu namanya melebihi dari zaman Pak Harto, zaman Pak Harto pasti ada semacam Keppres yang memberi Keuntungan pada keluarga istana dan itu semua orang tahu karena itu bagian dari politik presiden pada waktu itu, Presiden Soeharto," ujar Rocky Gerung.


Indonesia pun seharusnya merubah kebijakan saat era Soeharto tersebut, tetapi ternyata tidak bisa.


"Justru di era Pak Jokowi yang demokratis dan terbuka, bisnis keluarga itu betul jalan diam-diam dan begini kan nanti baru bisa terbuka Kalau Pak Jokowi Lengser," ucap Rocky Gerung.


Dia pun membandingkan pemerintahan era Jokowi dan Soeharto yang memiliki 'taktik' serupa tapi tak sama.


"Kalau Pak Harto dari awal fair dalam arti terbuka, semua orang bisa tahu apa yang disebut Monopoli cengkeh, monopoli jeruk pada waktu itu, BPJS segala macem," ucap Rocky Gerung.


"Kalau sekarang diem-diem, kenapa? Karena sistem kapitalisme juga orang bisa taruh saham, tidur di situ, tetapi orang semacam Ubedilah Badrun dan banyak orang di luar itu menganggap justru ini yang paling berbahaya karena presiden sebetulnya menabung KKN diem-diem. Nah, ini yang kita cemaskan," katanya.


Rocky Gerung menyebut oligarki yang berbisnis dengan Jokowi pun tentunya ingin menyelamatkan bisnis mereka di masa depan.


"Sehingga sampai sekarang kan gak ada sinyal bahwa Presiden Jokowi udah punya kader untuk menyelamatkan bangsa ini, nggak ada tuh," pungkasnya, dikutip  dari channel Youtube Rocky Gerung Official. [Democrazy/storiloka]

Penulis blog