POLITIK TRENDING

Dianggap Kakak, Apa Hubungan Puan Maharani, Cak Imin, dan Gus Dur?

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
TRENDING
Dianggap Kakak, Apa Hubungan Puan Maharani, Cak Imin, dan Gus Dur?


DEMOCRAZY.ID - Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebut Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin masuk menjadi cawapres dari Ganjar Pranowo. 


Puan menegaskan tidak bercanda soal Cak Imin yang memang masuk radar cawapres Ganjar.


Selain itu Puan mengatakan bahwa dia sudah menganggap Cak Imin seperti keluarganya sendiri karena sempat dititipkan oleh Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid (Gus Dur) kepada kedua orang tuanya, Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas. 


"Saya dianggap sebagai keluarga Cak imin. Karena Cak imin seperti kakak saya. Cak imin dititipkan oleh Gus Dur ke ibu bapak saya," kata Puan setelah menggelar pertemuan tertutup dengan Cak Imin di kawasan Widya Chandra, Jakarta pada Kamis (27/7/2023) kemairn selama hampir 2 jam. 


Lantas apa hubungan Cak Imin dengan Gus Dur? Simak penjelasan berikut ini.


Profil Cak Imin


Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin lahir di lingkungan pesantren di Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966 sehingga kini berusia 56 tahun. 


Cak Imin menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sejak tahun 2005 silam.


Dia terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk kelima kalinya pada periode 2019-2024 dari Dapil Jawa Timur VIII. 


Cak Imin kini menjabat Wakil Ketua DPR RI periode 2019–2024. Dia juga pernah mengemban tugas menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi RI pada 22 Oktober 2009-1 Oktober 2014 di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.


Hubungan Hingga Perseteruan Cak Imin Dengan Gus Dur


Cak Imin merupakan keponakan Gus Dur. Ayah Cak Imin, Muhammad Iskandar adalah dzurriyah (keluarga) Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, Jawa Timur. 


Cak Imin adalah keturunan KH Bisri Syamsuri, salah seorang ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU).


Dalam kisahnya, Cak Imin berseteru dengan Gus Dur yang berawal sejak tahun 2005 silam. Hal itu bermula ketika Cak Imin terpilih sebagai Ketua Dewan Tanfidz yang baru dalam Muktamar yang digelar di Semarang sementara Gus Dur ditetapkan sebagai Ketua Dewan Syura. 


Pada tahun 2008, konflik mulai muncul ketika Cak Imin dipecat Gus Dur dari posisi Ketua Dewan Tanfidz karena terlalu dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 


Ketika itu pemerintahan SBY dinilai tak tegas terhadap kasus lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo. 


Selain itu Gus Dur juga menyatakan tak akan memaafkan Cak Imin sebelum mempertanggungjawabkan uang Rp 14 miliar. 


Namun Gus Dur tak merinci Rp 14 miliar yang dimaksud. Puncak konflik itu adalah PKB terbelah menjadi kubu PKB Cak Imin dan PKB Gus Dur.


Akibat dualisme kepemimpinan itu, masing-masing kubu juga sempat mendaftarkan PKB ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bisa ikut sebagai partai peserta Pemilu 2009. 


Namun pada akhirnya, PKB pimpinan Cak Imin tetap dinyatakan sebagai PKB yang sah oleh pengadilan ketika itu. 


Sementara itu Gus Dur memilih tidak melawan dan perlahan meninggalkan dunia politik hingga tutup usia pada tahun 2009. Cak Imin pun menjabat sebagai Ketua Umum PKB hingga saat ini. [Democrazy/suara]

Penulis blog