DEMOCRAZY.ID - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menilai agar Piala Dunia U-17 yang rencananya berlangsung 10 November 2023 sampai 2 Desember 2023 tidak digelar di Jakarta International Stadion (JIS). Mengingat renovasi untuk menyambut gelaran ini menurutnya perlu dipertimbangkan kembali.
"Khawatirnya dengan mengadakan event ini di JIS kita malah dianggap bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Untuk merenovasi JIS tidak semudah membalikkan telapak tangan, masih banyak sekali permasalahan yang harus diselesaikan," tutur Kent dalam keterangan tertulis.
Kent menyebut gelaran Piala Dunia U-17 bisa menggunakan 22 stadion di Indonesia. Menurutnya, JIS belum sesuai standar Internasional.
"Masih banyak stadion yang layak di Indonesia, jangan memaksakan menggunakan JIS. Memang ada yah untuk stadion berstandar Internasional itu masih berdiri pemukiman kumuh di sekitarannya, ini menyangkut muka negara kita di muka dunia, pasti akan banyak media dunia yang akan menyoroti pagelaran ini, jadi saran saya jangan memaksakan memakai stadion JIS, sangat berisiko. Stadion bertaraf Internasional itu harus steril, jauh dari permukiman warga, contoh GBK Senayan," terang Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Bang Kent ini membeberkan stadion bertaraf internasional yang menelan dana hingga Rp 5 triliun tersebut banyak kekurangannya. Mulai dari area parkir dan akses keluar-masuk penonton yang terbatas, hingga penggunaan rumput jahitan.
"Akses parkir dan pintu keluar-masuk penonton yang seharusnya ada empat pintu, ini hanya ada satu. Kita harus antisipasi keselamatan para suporter dan penonton. Lalu juga harus memeriksa beton-beton di dalam maupun di luar stadion, ini harus dilakukan renovasi besar-besaran, harus dicek ulang semua dan itu sangat membutuhkan waktu dan anggaran yang tidak sedikit," ungkapnya.
Untuk itu, Kent berharap pagelaran Piala Dunia U-17 tidak menggunakan JIS. Terlebih renovasinya akan memakan waktu serta menghindari risiko untuk tidak membuat malu Indonesia di event internasional tersebut.
"Lebih baik jangan ngotot menggunakan JIS, masih banyak stadion-stadion di Indonesia yang bagus. JIS masih banyak diperlukan perbaikan dan membutuhkan waktu yang lama," kata Kent.
"Karena ini event internasional jangan dipaksakan digelar di stadion yang tidak aman, yang nanti ujung-ujungnya muncul masalah nanti malah kita semua yang malu dengan dunia, harus diingat bahwa reputasi negara kita dipertaruhkan di pagelaran ini," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kent mempertanyakan nasib warga Kampung Bayam yang terdampak pembangunan JIS.
Meski sudah ada Kampung Susun Bayam, ia mengatakan hingga saat ini warga belum mendapatkan tempat tinggal usai digusur mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Bagaimana nasib warga Kampung Bayam? Info terakhir bahwa mereka belum bisa menempati Kampung Susun Bayam yang Pemprov DKI janjikan, sekarang mereka malah mendirikan tenda di sekitaran JIS. Harus ada solusi untuk persoalan ini agar tak berlarut-larut," ujarnya.
Ia pun meminta Pemprov DKI Jakarta atau PT Jakpro (Perseroda) bertanggung jawab atas nasib warga Kampung Bayam. Yakni dengan mencarikan solusi terbaik untuk warga.
"PT Jakpro harus memikirkan nasib warga di Kampung Bayam," pintanya.
Kent berharap renovasi JIS yang sudah menghabiskan dana Rp 5 triliun itu dipertimbangkan kembali. Pasalnya ada beberapa permasalahan warga Kampung Bayam yang belum terselesaikan.
"Permasalahan di JIS ini sangat kompleks pertama selesaikan dulu hak warga kampung bayam, info terakhir bahwa mereka akan ditempatkan di rusun dan terkait harga sewa belum menemui titik temu, kemudian masih banyak pemukiman kumuh yang belum direlokasi di sekitaran JIS yang tidak layak untuk wajah sebuah stadion internasional," jelasnya.
Sebagai informasi, FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U17 2023 pada Jumat (23/6) lalu.
Indonesia dipilih untuk menggantikan Peru yang batal menjadi tuan rumah karena masalah kesiapan infrastruktur.
Adapun Indonesia dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U17 2023 setelah sebelumnya batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023 pada Mei lalu. [Democrazy/detik]