DEMOCRAZY.ID - Suara kritis mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membuat petinggi Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan menyetujuinya menjadi cawapres Anies Baswedan.
Hal ini disampaikan kritikus Faizal Assegaf, mulanya ia mengungkapkan suara kritis Gatot Nurmantyo terhadap korupsi di Indonesia yang semakin menggila pada semua sektor.
"Menurut Gatot Nurmatyo, "Korupsi menggila-gila di semua sektor, ini yang membuat kita marah dan sedih. Anggaran negara yang diambil dari pajak masyarakat yang lagi susah, dikorupsi di berbagai lini"," ungkapnya.
"Suara kritis mantan Panglima TNI ini kian bergema diberbagai forum terbuka. Gatot mengajak seluruh elemen bangsa bersatu akhiri ketidakadilan. Sikap moral itu menui simpati rakyat," sambungnya.
Sehingga berdasarkan rumor yang didengarnya, AHY dan SBY tergugah menyetujuinya menjadi cawapres Anies, dan Partai Demokrat pun sangat senang dengan duet keduanya di Pilpres 2024.
"Tentu AHY dan pak SBY pun tergugah, setuju Gatot Cawapres. Tersiar kabar, sebagian besar elite dan simpatisan Partai Demokrat sangat happy bila Anies dan Gatot bersinergi maju Pilpres. Jika rumor itu benar, tentu sangat elok," ungkapnya.
Lebih lanjut, bersama Anies, Gatot akan membuat perubahan dengan visi dan misi untuk memajukan rakyat.
"Mengingat duet Anies - Gatot semakin kencang disuarakan. Kedua tokoh punya visi dan tekat memajukan hidup rakyat," ujarnya dikutip dari Twitter pribadinya, Sabtu (8/7).
✍️🏻
— Faizal Assegaf (@faizalassegaf) July 7, 2023
Demi Perubahan SBY Legowo Anies - Gatot Nurmantyo
by Faizal Assegaf (kritikus)
Beberapa hari lalu 170 purnawirawan TNI beri dukungan pada Anies Baswedan. Deklarasi itu muncul seminggu setelah pidato Gatot Nurmantyo melempar kritikan keras pada rezim Jokowi.
Di akar rumput… pic.twitter.com/I2EQizwRju
Gatot Nurmantyo Klaim Diminta 2 Partai Jadi Cawapres Anies
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengklaim sudah ada dua partai yang meminta dia untuk menjadi bakal cawapres mendampingi Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Namun demikian, Gatot enggan menyebut kedua partai yang dimaksud. Dia juga enggan membocorkan apakah kedua partai itu berasal dari koalisi pengusung Anies Baswedan atau bukan.
"Partai sudah ada yang menghubungi. Ada dua (partai). Tidak bisa disebutkan," kata Gatot saat ditemui di Kawasan Jakarta Pusat, Jumat (24/2).
Gatot mengaku tidak menerima tawaran atau usulan itu. Dia mengaku tidak berminat untuk maju di Pemilu 2024, baik sebagai capres maupun cawapres.
"Saya saat ini belum, belum untuk menjadi presiden dan wakil presiden," ucap dia.
"Saya masih ingin menyatukan umat seluruh RI untuk menyadarkan semuanya untuk tidak terpancing keributan," imbuhnya. [Democrazy/NW]