DEMOCRAZY.ID - Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dinilai tidak happy usai mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapres PDIP.
Bahkan, diyakini Megawati masih bisa menggagalkan pencapresan Ganjar dan menggantinya dengan Puan Maharani.
Penilaian itu disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi usai melihat tanda-tanda ada perpecahan di antara partai dan relawan pendukung Ganjar.
Penyebab awalnya adalah penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo dalam survei, kemudian memicu kegelisahan para relawan hingga menuding PDIP sebagai biang kerok.
Relawan lantas mengaitkan penurunan itu karena Megawati menekan Ganjar untuk selalu mengakui diri sebagai petugas partai.
Kemudian mengungkit rekam jejak internal PDIP yang sempat mengkritik kinerja Ganjar saat memimpin Jawa Tengah.
"Juga sikap Jokowi dan anak-anaknya yang menjauhi Ganjar. Ini akan semakin membuat Ganjar dijauhi oleh relawannya," ujar Muslim, Kamis (15/6).
Muslim menilai, sejak Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo, keraguan di benak publik sudah mulai bermunculan.
Tidak sedikit yang heran bahwa ada tokoh dikritik internal partai tapi kemudian diusung sebagai capres.
“Sangat mengagetkan publik. Karena di internal PDIP Ganjar dimusuhi, kok bisa ya diumumkan sebagai capres partai?" kata Muslim.
Di satu sisi, Muslim menafsirkan bahwa permintaan Megawati kepada Ganjar Pranowo agar mengaku petugas partai adalah bentuk upaya penekanan. Jika Ganjar tidak menurut, maka dia bisa diganti.
Dugaan ini, sambung Muslim, berjalan seiringan dengan wacana pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Bisa jadi Ganjar akan didrop sebagai capres definitif kalau Ganjar nggak nurut Mega dan PDIP," terang Muslim.
Hasto PDIP Bantah Perpecahan Dukungan Relawan Terhadap Ganjar
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto menanggapi isu perpecahan dukungan organ relawan untuk bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang. Menurut Hasto, relawan dapat menyampaikan apa pun aspirasinya.
"Mereka boleh menyampaikan aspirasi dari A, B ,C," katanya saat di konferensi pers pada Rabu, 7 Juni 2023.
Kendati begitu, Hasto menampik ihwal adanya perpecahan dukungan di kalangan relawan. Hasto menyakini yang ada justru konsolidasi kumpulnya kekuatan dukungan.
"Tidak ada perpecahan, yang terjadi adalah konsolidasi," ucapnya.
Hasto menyebutkan banyak relawan Jokowi yang telah menyampikan dukungan terhadap Ganjar di kompleks Gelora Bung Karno (GBK).
Hasto menyatakan PDIP pun memfasilitasi dukungan seperti adanya Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo.
"Nanti Sabtu juga ada deklarasi relawan yang dihadiri oleh istri calon presiden, dan kemudian di situ ada dinamika yang menunjukkan dukungan itu makin kuat," katanya.
Hasto mengatakan unsur eksistensi relawan pendukung adalah kunci dari strategi yang dibahas PDIP. Kendati begitu, Hasto mengaku tak dapat mengungkapkan bagaimana PDIP menggalang dukungan tersebut.
"Mbak Puan sudah beberapa kali menegaskan, strategi ini kan sifatnya internal. Jadi inilah keyword bagaimana PDIP menang pemilu," katanya.
Hasto meyakini satu hal: pada dasar penggalangan dukungan relawan ini dilakukan dengan konsep gotong royong.
"Tapi intinya bergotong royong turun ke bawah, tepat sasaran, dan fokus. Energi kami terbatas. Kemudian demokrasi ini memerlukan endurance yang sangat besar, memerlukan kemantapan mental jiwa raga agar kita tidak mudah terombangambingkan dalam kontestasi pemilu yang ada," ujarnya.
Sebelumnya, perpecahan dukungan terhadap bakal calon presiden (capres) 2024 terjadi di internal organ-organ relawan Jokowi dan relawan Gibran Rakabuming Raka di Solo Raya.
Belum lama ini, ada sekitar 40 orang yang mengatasnamakan diri Gerakan Rakyat untuk Prabowo atau GRP 08, menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di ajang Pilpres 2024.
Inisiator aksi itu mengklaim sejumlah relawan Jokowi juga turut bergabung dengan GRP 08 itu untuk dukungan yang sama kepada Ketua Umum Partai Gerindra. [Democrazy/RMOL]