HOT NEWS POLITIK TRENDING

Terkait Kerugian Sirkuit Mandalika, Ternyata Pakar Pariwisata Sudah Lama Memprediksi

Democrazy News Indonesia
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Terkait Kerugian Sirkuit Mandalika, Ternyata Pakar Pariwisata Sudah Lama Memprediksi


DEMOCRAZY.ID - Sirkuit Mandalika kini menuai sorotan setelah utang yang ditinggalkan sejak dari pembangunan cukup besar.


Salah satu pegiat media sosial, Steven Pegel, membagikan video kritikan Pakar pariwisata ITB, Myra Gunawan, terkait Sirkuit Mandalika.


“Ibu Myra Gunawan, dosen planologi dan pakar pariwisata ITB yang sudah 30 tahun meneliti industri pariwisata indonesia, beliau kecewa dengan kebijakan pariwisata pemerintah, yang menjadi agenda politisi, uang hilang, lingkungan rusak, wisatawan pun tak datang, sempat bicara mandalika juga,” tuturnya dalam cuitannya, Sabtu (17/6/2023).


Dalam video itu, Pakar pariwisata ITB, Myra Gunawan, mengatakan, selama ini pemerintah hanya mempublikasikan berapa penonton event-nya tapi tidak pernah mempublikasikan minusnya. Seperti utang dan sebagainya.


“Seperti kita membangun Mandalika ini kan yang diinfokan jumlah penontonnya, karcisnya sekian kali sekian, bangunnya berapa, utangnya berapa, nggak pernah diomongin, kan. Nggak pernah disandingkan. Udah kembali modal gitu. Saya yakin belum. Berkoar-koar mengatakan 2019 kita ingin,” ucap Myra.


Video itu direkam pada 23 Mei 2023 lalu. Myra mengkritik banyaknya pembangunan yang gagal mendatangkan wisatawan.


“Lima tahun sebelumnya, semua orang yang berkecimpung di pariwisata sudah mengatakan nonsense,” tandasnya.


Sebelumnya, Direktur Utama InJouney, Dony Oskaria, menyampaikan, pihaknya sebetulnya menyelesaikan problematika yang ditinggalkan pembangunan Mandalika sebelum ia ambil alih.


Dijelaskan, sebelum diambil alih, Mandalika meninggalkan utang jangka pendek (shortterm liability) Rp1,2 Triliun dan utang jangka panjang (long term liability) Rp3,4 Triliun.


“Itu waktu kita mengambil alih Mandalika itu posisinya adalah mereka mempunyai shortterm liability Rp1,2 Triliun. Mereka mempunyai longterm liability RpRp3r Triliun. Dengan sumber deployment capacity hanya dari Nusa Dua,” kata Dony dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR RI, hari ini.


Dia mengaku terus terang tidak bisa menyelesaikan yang short term liability ini. Dimana short term liability yang didalamnya adalah pembangunan daripada grand stand dan juga VIP Village sama kebutuhan modal kerja waktu penyelenggaraan event. ”Karena itu penyelesaian ini harus dengan equity,” sambungnya.


Dijelaskan, yang menyebabkan kerugian Mandalika itu semakin tiap tahun itu akan semakin besar. Karena ada miss-miss tidak hanya rugi tapi juga secara cash flow juga menjadi negatif.


“Karena pemasukan hanya Rp80 Miliar. Kewajibannya jauh lebih besar yang menjadi cicilan jalur temponya. Apa yang kami lakukan adalah membagi empat kriteria di dalam membagi ke dalam 4 dicisions. Supaya problematika Nusa Dua ini kita bisa zoom in. Root costnya apa,” jelasnya.


Lebih lanjut dikatakan, Mandalika ini problemnya adalah melakukan utang terhadap pembangunan infrastruktur sehingga akibatnya muncul biaya depresiasi, cicilan dan maintenance di dalamnya.


Dikatakan WSBK jauh lebih merugikan dibandingkan dengan MotoGP.


“Yang mana investasi ini tidak memberikan revenue tambahan karena ada di-locking dengan satu LUDA yang dilakukan dengan VC yang dimana seluruh aset besar kita LUDA dengan pihak lain yang tidak mengenerate revenue. Kerugian tahunan yang terbesar itu sebetulnya dari WBSK pak. Bukan dari MotoGP. MotoGP dia bisa melakukan biaya operasionalnya tertutup tetapi yang WSBK ini menunjukkan kerugian,” tandasnya.




[Democrazy/HajiNews]