DEMOCRAZY.ID - Setelah era Reformasi, calon presiden yang tidak mendapat dukungan dari presiden sebelumnya ternyata justru mampu melaju dan menang. Setidaknya itulah yang terjadi sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin Indonesia pada 2004. Dituturkan analis politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, saat Megawati masih menjabat Presiden, ada sebuah peristiwa yang mengejutkan pada Maret 2004. Saat itu Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan surat pengunduran diri sebagai Menko Polkam. Rupanya pengunduran diri SBY merupakan persiapan untuk menuju pada Pemilihan Presiden 2004. Sejak saat itu, hubungan Presiden Megawati dengan SBY pun menjadi dingin. "Keduanya kemudian saling berhadapan dalam Pemilu 2004, dan hasilnya SBY tampil sebagai pemenang pilpres," kata Ginting, Kamis (22/6). Pada Pemilu 2014, Partai Demokrat yang berada di bawah kendali SBY pada awalnya netral. Namun kemudian memilih berpihak kepada capres Prabowo Subianto daripada mendukung Jokowi y
DEMOCRAZY.ID - Setelah era Reformasi, calon presiden yang tidak mendapat dukungan dari presiden sebelumnya ternyata justru mampu melaju dan menang. Setidaknya itulah yang terjadi sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin Indonesia pada 2004. Dituturkan analis politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, saat Megawati masih menjabat Presiden, ada sebuah peristiwa yang mengejutkan pada Maret 2004. Saat itu Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan surat pengunduran diri sebagai Menko Polkam. Rupanya pengunduran diri SBY merupakan persiapan untuk menuju pada Pemilihan Presiden 2004. Sejak saat itu, hubungan Presiden Megawati dengan SBY pun menjadi dingin. "Keduanya kemudian saling berhadapan dalam Pemilu 2004, dan hasilnya SBY tampil sebagai pemenang pilpres," kata Ginting, Kamis (22/6). Pada Pemilu 2014, Partai Demokrat yang berada di bawah kendali SBY pada awalnya netral. Namun kemudian memilih berpihak kepada capres Prabowo Subianto daripada mendukung Jokowi y