HOT NEWS POLITIK TRENDING

Senggol Anies, Megawati Bela Proses Pembangunan Jalan Dua Periode Jokowi: 'Kinerjanya Kelihatan Kok'

Democrazy News Indonesia
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Senggol Anies, Megawati Bela Proses Pembangunan Jalan Dua Periode Jokowi: 'Kinerjanya Kelihatan Kok'


DEMOCRAZY.IDKetua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan tegas membela Presiden Joko Widodo perihal kritik mengenai pembangunan jalan yang dilakukan pada masa kepemimpinannya.


Hal ini diungkapkan ketika Megawati bersama Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai Rapat Kerja Nasional III PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa lalu seperti dikutip Kamis (13/6/2023).


"Kalau kita lihat kerja pak Jokowi periode I dan II itu kelihatan," ungkap Mega.


Menurutnya jika ada yang menutup mata bahwa pembangunan yang dilakukan Jokowi kurang baik, maka menurutnya orang itu kurang bijaksana.


"Kalau orang menutup mata bahwa kerja Pak Jokowi membuat transportasi dalam pengertian jalan itu saya pikir orang itu kurang bijaksana," tegasnya.


Padahal dalam hal pembangunan jalan, lanjut Mega, harus dilihat juga dari sisi ekonominya. Pun melihat juga anggaran yang dimiliki oleh pemerintah.


"Dari sisi ekonomi kan tidak boleh tangan kosong, apapun juga sudah harus dibahas dan kita punya tata pemerintahan yang anggarannya mencukupi atau tidak," sebut Mega.


Sebelumnya Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Rasyid Baswedan mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo perihal pembangunan infrastruktur berupa jalan. 


Kritik itu disampaikannya dalam perayaan Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).



Menurut Anies, Jokowi kalah dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ihwal pembangunan jalan. 


Eks gubernur DKI Jakarta itu bilang kalau Jokowi memang membangun 63% jalan tol yang ada di Indonesia, tepatnya 1.569 km dari 2.499 km tol yang ada.


"Namun itu adalah jalan berbayar, sedangkan yang tidak berbayar, yang digunakan secara gratis yang menghubungkan mobilitas penduduk dari sudut-sudut desa ke perkotaan, yang bawa produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari sentra-sentra baik jalan nasional, provinsi dan kabupaten hanya 19.000 km saja," ujar Anies.


Dia kemudian menyebut, pada era SBY jalan tidak berbayar yang dibangun sepanjang 144.000 km atau 7,5 kali lipat.


"Bila dibanding jalan nasional pemerintah ini 590 km, 10 tahun sebelumnya 11 ribu km. 20 kali lipat. Kita belum bicara mutu, standar, itu baru panjang," kata Anies.


Mantan rektor Universitas Paramadina itu menyebutkan kedua infrastruktur ini sama-sama dibutuhkan. Namun, Anies bilang yang perlu diperhatikan adalah keberpihakan.


"Kita perlu memikirkan ke depan institusi yang inklusif dan infrastruktur yang menunjang keseharian," katanya. [Democrazy/CNBC]