HOT NEWS POLITIK TRENDING

PPP Sebut Jokowi Ingin Pilpres 2024 Diikuti 2 Paslon: 'Terlalu Lama Kontestasi Habiskan Perhatian Publik'

Democrazy News Indonesia
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
PPP Sebut Jokowi Ingin Pilpres 2024 Diikuti 2 Paslon: 'Terlalu Lama Kontestasi Habiskan Perhatian Publik'


DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo disebut menginginkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon (paslon) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).


Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Rommy mengungkapkan sejumlah alasannya. 


Pertama, pilpres bakal lebih irit biaya jika kontestasi diikuti oleh dua paslon. Sebab, gelaran pilpres hanya akan berlangsung satu putaran.


“Negara tak perlu keluar terlalu banyak (anggaran) untuk (melaksanakan) putaran kedua,” ucap Rommy dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com.


Alasan kedua, dengan adanya dua paslon justru meminimalisir keterbelahan di tengah masyarakat. 


Pasalnya, kemunculan tiga paslon justru akan membuat masyarakat terbagi ke beberapa kelompok pendukung capres-cawapres tertentu.


“Jadi terlalu lama kontestasi itu menghabiskan perhatian publik dan energi bangsa ini,” ungkap dia.


Terakhir, dalam pandangan Rommy wajar bagi Jokowi hanya ingin Pilpres 2024 diikuti oleh figur dari koalisi pemerintah.


Sebab, Jokowi tak ingin berbagai program pembangunan yang telah dilakukan selama ini tidak dilanjutkan oleh presiden mendatang. 


Apalagi banyak proyek infrastruktur yang menghabiskan dana mencapai ratusan miliar rupiah.


“Ini kan hal-hal yang menurut saya membuat Presiden merasa perlu untuk terlibat, berpihak, dan itu biasa saja,” imbuh dia.


Diketahui saat ini baru Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang telah mendapatkan tiket untuk melaju dalam Pilpres 2024.


Ganjar resmi diusung oleh PDI-P, kemudian Anies diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang berisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS).


Sementara, Prabowo belum resmi dideklarasikan oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang berisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).


Malah, dua parpol tersebut ikut menjajaki pembentukan koalisi besar dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diisi oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan.


Belakangan, penjajakan koalisi besar nampaknya semakin intens dilakukan hanya oleh Gerindra, PKB dan Golkar.


Sebab PPP telah menyatakan hanya bisa berkoalisi dengan parpol yang ikut mengusung Ganjar, dan tengah menjajaki kerja sama dengan PDI-P.


Sedangkan PAN belum menentukan sikap resminya, meskipun, ingin mendorong agar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ikut serta dalam Pilpres 2024.



[Democrazy/kompas]