AGAMA GLOBAL HOT NEWS ISLAMI POLITIK TRENDING

Panji Gumilang Beberkan Alasan Indonesia Tidak Mau Membuka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Democrazy Media
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
GLOBAL
HOT NEWS
ISLAMI
POLITIK
TRENDING
Panji Gumilang Beberkan Alasan Indonesia Tidak Mau Membuka Hubungan Diplomatik dengan Israel


DEMOCRAZY.ID - Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang ternyata menaruh perhatian terhadap konflik di Timur Tengah, antara Palestina dan Israel.


Bahkan, Syekh Al Zaytun Panji Gumilang pernah menanyakan kepada AM Hendropriyono yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) soal upaya membangun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel.


Diceritakan, pada suatu waktu, Pondok Pesantren Al Zaytun kedatangan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Ribhi Awad.


“Beliau Duta Besar ingin berkunjung ke Kampus Al Zaytun. Ketika itu, masih baru berdiri. Beliau datang ke kampus, berpidato di masjid lalu bertukar cinderamata,” ungkap Panji Gumilang.


Panji Gumilang dengan Ribhi Awad mempunyai hubungan yang begitu akrab. Saking akrabnya, dia pun memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada sang duta besar.


“Kenapa Palestina tidak bisa melakukan persahabatan dengan Israel?,” tanya Syekh kepada Ribhi Awad.


Ribhi Awad menjawab, “Apa yang disampaikan jadi suara hati kami,” kata Syekh Al Zaytun menyampaikan apa yang dikatakan dubes.


Kemudian, duanya memanjatkan doa mengenai harapan adanya perdamaian antara Palestina dan Israel.


Selang beberapa lama, Panji Gumilang pun kembali mengundang Ribhi Awad untuk datang ke Pondok Pesantren Al Zaytun guna memperingati 1 Muharram.


Kali ini, Ribhi Awad diminta oleh Syekh Panji Gumilang untuk memfasilitasi duta besar negara Timur Tengah dan Eropa Timur yang punya penduduk muslim agar bisa hadir dalam peringatan tersebut.


Panji Gumilang meminta tolong kepada orang yang tepat. Ternyata, Ribhi Awad adalah koordinator dari para duta besar negara Timur Tengah dan Eropa Timur, sehingga undangan pun dengan mudah tersampaikan.


“Ternyataan Kedutaan Besar yang negara Islam, ketuanya adalah Ribhi Awad. Sempat diundang, ada Dubes Libya, Nigeria dan bincang-bincang. Pada waktunya datanglah para Duta Besar, yang undangannya disampaikan lewat Ribhi Awad,” bebernya.


Dalam kesempatan itu, keduanya menyampaikan pendapatnya apa yang menjadi ide awal kepada para Duta Besar, yakni normalisasi hubungan diplomatik antara Palestina dan Israel.


“Setiap Duta Besar punya pandangannya masing-masing, ada yang secara tidak langsung menolak, ada yang setuju. Yang penting itu sudah dilontarkan dan ditanggapi. Itu karena hubungan baik syekh dan Ribhi Awad," katanya


Usai jamuan tersebut, Syekh Al Zaytun juga menyampaikan kepada Jend (Purn) AM Hendropriyono Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) saat itu. Sekaligus menanyakan, mengapa Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel?


"Siapa yang tidak kenal Jenderal Hendropriyono, yang dalam intelijen sangat mumpuni," tegasnya.


Dijawab oleh Hendropriyono, pertama karena takut ke negara-negara Arab. Syekh bertanya: “Kenapa harus takut kepada Arab?” Dijawab Jendera Hendropriyono: “Sudah lah syekh jangan ke sana-sana, terlalu jauh,” ungkapnya.


Dari pertemuan itu, proses penjajakan tidak pernah berhenti. Sekaligus upaya untuk membuka hubungan diplomatik antara Israel dan Palestina.


“Syekh menyampaikan itu pada jalurnya dan tidak pernah berhenti. Kalau orang mengatakan membela Palestina, belum tentu ketika Ribhi Awad itu sakit membantu,” katanya.


Sampai Ribhi Awad dan Yaser Arafat wafat, wacana itu masih terus diupayakan. “Intinya ketika Fatah memimpin Palestina diusahakan. Sampai terjadilah rundingan di berbagai tempat.


“Sampai sekarang belum terjadi perdamaian. Tapi, syekh terus mengumandangkan. Kalau gagasan tidak dikumandangkan, nanti mati,” pungkasnya. [Democrazy/DW]

Penulis blog