HOT NEWS POLITIK TRENDING

Nasihat Jokowi: RI Jangan Salah Pilih Pemimpin, Nanti Nasibnya Bisa Seperti Amerika Latin!

Media Democrazy
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Nasihat Jokowi: RI Jangan Salah Pilih Pemimpin, Nanti Nasibnya Bisa Seperti Amerika Latin!


DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemimpin ke depan akan menentukan nasib Indonesia. 


Menurut Jokowi, jika pilihannya benar maka Indonesia akan melompat menjadi negara maju.


Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (20/6/2023).


"Ini mungkin untuk para tokoh masyarakat, para tokoh agama, para kyai yang kami cintai. Sudah saya sampaikan, oleh sebab itu pemimpin yang akan datang ini sangat menentukan sekali. 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan sekali. Begitu bener kita pilih, negara ini akan insya allah melompat menjadi negara maju," ungkap Jokowi.


Namun, jika keliru Indonesia bisa bernasib seperti Amerika Latin. Negara tersebut menjadi negara berkembang di tahun 1960-1970-an. 


Namun, hingga saat ini negara tersebut masih berstatus sama yakni negara berkembang.


Jokowi tak ingin Indonesia bernasib sama. Ia ingin Indonesia menjadi negara maju.


"Kalau keliru itu seperti negara-negara di Amerika Latin tahun 60-an tahun 70-an sudah menjadi berkembang, tapi sampai sekarang masih menjadi negara berkembang dan kita tidak mau seperti itu. Kita ingin negara kita ini menjadi negara maju," ujar Jokowi.


Jokowi mengatakan, dirinya tak ingin Indonesia ekspor bahan mentah. Ia ingin, semua bahan mentah diolah di dalam negeri sehingga memberikan nilai tambah seperti kesempatan kerja.


"Inilah yang akan menghantarkan negara kita Indonesia dari negara berkembang bisa menuju ke negara maju dalam 10-15 tahun yang akan datang," ujarnya.


Soal Ganti Presiden, Jokowi: Kepemimpinan Itu Estafet Bukan Meteran Pom Bensin


Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara soal kelanjutan kebijakan pemerintah. Dia mengatakan jangan sampai peralihan kepemimpinan seperti 'meteran pom bensin'.


Maksudnya, meteran pom bensin harus kembali ke 0 bila sudah selesai melakukan pengisian bensin. Menurutnya, bila kepemimpinan berganti tidak boleh seperti itu.


"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu 'dimulai dari 0 ya'. Apa mau seperti itu? Ndak kan? Masak kayak meteran pom bensin," tegas Jokowi saat memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).


Dia menegaskan kebijakan negara harus berkesinambungan bila pemimpinnya berganti. Dia mengibaratkan pemerintah bagaikan seorang anak yang bersekolah. Semua berjenjang, dari SD hingga Universitas.


Maka dari itu, bila pemimpin berganti seharusnya 'sekolah' diteruskan. Bila seorang pemimpin telah mencapai level SMA misalnya, pemimpin berikutnya harus melanjutkan ke level universitas.


"Kita harus ada keberlanjutan dan kesinambungan, harus. Kalau sudah kepemimpinan satu dua tiga sudah sampai SMA, mestinya di kepemimpinan berikutnya masuk Universitas tidak kembali ke SD lagi," ungkap Jokowi.


"Berikutnya lagi masuk ke s2-s3. Tidak maju mundur, poco-poco lah," katanya. [Democrazy/detik]

Penulis blog