DEMOCRAZY.ID - Sebuah dugaan kasus ekspor ilegal bijih nikel dari Indonesia ke China telah terungkap.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjelaskan bahwa sejak 2021, sekitar 5 juta ton bijih nikel asal Indonesia diduga telah diselundupkan ke Negeri Tirai Bambu.
Pemerintah Indonesia sebenarnya telah melarang ekspor bijih nikel sejak tahun 2020. Namun, tampaknya larangan tersebut tidak mampu mencegah praktik ilegal ini.
Ketua Satuan Tugas Koordinasi Supervisi Wilayah V KPK, Dian Patria, mengungkapkan informasi mengenai dugaan ekspor ilegal bijih nikel ini berasal dari Bea Cukai China. Data tersebut menjadi sumber yang dapat dipercaya.
Dian menjelaskan meski belum disebutkan secara rinci asal-usul bijih nikel yang diekspor ilegal ke China, dugaan kuat mengarah ke tambang di Sulawesi atau Maluku Utara.
Pasalnya, dua daerah tersebut merupakan produsen nikel terbesar yang berada di Indonesia.
Selama ini, berbagai pihak seperti Bakamla, Bea Cukai, Polair, dan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) telah berupaya melakukan pengawasan untuk mencegah ekspor ilegal.
Namun, sayangnya masih terdapat kebocoran yang memungkinkan praktik ini terus terjadi.
Dalam hal ini, KPK berperan penting dalam mengusut lebih lanjut dugaan korupsi yang terkait dengan praktik ekspor bijih nikel ilegal ini.
Terlihat bahwa kerjasama antarpihak masih belum optimal, mengingat masih adanya celah yang memungkinkan terjadinya pelanggaran.
Selain masalah hukum, hal ini juga menimbulkan dampak serius bagi perekonomian Indonesia.
Bijih nikel merupakan sumber daya alam yang berharga dan memiliki peran strategis dalam industri logam.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan berbagai instansi terkait untuk bekerja sama dalam memberantas praktik ekspor ilegal ini.
KPK berharap bahwa temuan ini dapat menjadi titik awal dalam memerangi korupsi yang terjadi dalam praktik ekspor bijih nikel ilegal.
Dalam pengusutannya, pihak berwenang harus dapat mengungkap dan menindak pelaku yang terlibat serta mengungkap dugaan korupsi yang mungkin terjadi dalam proses ini.
Perlu ada langkah-langkah konkret dan koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak terkait guna mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
Selain itu, diperlukan penguatan pengawasan dan penegakan hukum yang tegas agar praktik ilegal semacam ini tidak merugikan negara dan mengancam keberlanjutan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Kasus ekspor ilegal bijih nikel ke China ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa masih ada tantangan besar dalam upaya memberantas korupsi dan praktik ilegal di Indonesia.
Semua pihak harus terus bersinergi dan berkomitmen untuk menjaga integritas dan keadilan, serta melindungi kekayaan alam negara.
Mari kita berharap bahwa kasus ini akan menjadi momentum untuk perubahan positif, dan pihak berwenang dapat menindak tegas para pelaku ilegal serta memperkuat sistem pengawasan yang lebih baik.
Dengan demikian, Indonesia dapat mempertahankan sumber daya alamnya dengan baik dan mencegah terjadinya praktik ilegal yang merugikan negara dan rakyat. [Democrazy/Haluan]