DEMOCRAZY.ID - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Melki Sedek Huang, menyambut tantangan debat dari seniornya yang kini duduk di kursi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini. Melki siap berdebat dengan Faldo.
"Kita siap hadapi," kata Melki menanggapi tantangan Faldo, saat dihubungi, Kamis (22/6/2023).
Tantangan debat dari Faldo adalah buntut reaksi terhadap pernyataan Melki mengenai akhir kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Faldo menantang Melki berdebat soal peranan BEM.
"Saya kira Bang Faldo tidak perlu ajari kami tentang peranan mahasiswa. Kami akan ajari Bang Faldo dan seluruh pemimpin negeri ini untuk menegakkan demokrasi dan taat konstitusi," kata Melki.
Sebelumnya, pernyataan Melki selaku Ketua BEM UI viral di lini masa Twitter.
Sumbernya adalah potongan tayangan podcast atau gelar wicara (talk show) di kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP. Melki bicara soal akhir kepemimpinan Jokowi.
"Tahun ke depan adalah tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat, apakah Presiden Jokowi ini mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik atau dengan berdarah-darah," kata Melki dalam video itu.
Menanggapi itu, Faldo yang juga pernah menjabat Ketua BEM UI tahun 2012 menyampaikan tantangan debat kepada Melki.
"Saya kira ini gaya BEM UI masih sama kayak waktu saya jadi BEM dulu, sebelas tahun yang lalu. Belum ada perubahan, padahal zaman sudah berubah banyak. Kalau berani buka pikiran, ayo debat soal peran BEM ini, biar BEM tidak ditinggalkan mahasiswa. Kasihan juga lihatnya," tutur Faldo Maldini.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Melki Sedek Huang berbicara melalui kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, diunggah pada Selasa (21/6) kemarin.
"Tahun ke depan adalah tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat, apakah Presiden Jokowi ini mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik atau dengan berdarah-darah," kata Melki dalam video itu.
Pernyataan itulah yang menjadi viral di Twitter sampai jelang siang tadi. Narasi viral yang beredar adalah Melki mengancam Jokowi apakah mau turun dari kekuasaannya atau berdarah-darah.
"Saya hanya ingin memperingatkan Presiden Jokowi, ingin mengakhiri kekuasaannya tahun depan dengan baik atau tidak. Jika ingin mengakhiri kekuasaan dengan baik, jawablah suara-suara rakyat, perluaslah ruang demokrasi, perkuatlah gerakan antikorupsi, dan taatlah pada konstitusi. Ketiadaan itikad baik untuk hal-hal tersebut menciptakan akhir kekuasaan Presiden Jokowi yang tidak baik," tutur Melki, Kamis (22/6/2023).
Kalimat Melki yang menjadi sorotan itu dia sampaikan dalam konteks aspirasi yang disampaikan via surat ke Jokowi.
Dia berharap surat aspirasi tersebut direspons dengan baik dan dilaksanakan oleh Jokowi.
[Democrazy/detik]