DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mengungkapkan terdapat perusahaan asal China yang akan membangun smelter aluminium di Indonesia.
Hal itu menyusul dengan kebijakan larangan ekspor bijih bauksit yang diberlakukan RI setelah 10 Juni 2023.
Menurut Luhut pihaknya bersama perusahaan China tengah membahas rencana pembangunan proyek smelter aluminium baru yang berlokasi di Jawa Timur.
"Kita bersama salah satu perusahaan China sedang membahas proyek ini dimana proyek aluminium di bangun di Jawa Timur. Mereka akan membangun industri mereka," ujar Luhut dalam acara Jakarta Geopolitical Forum VII, dikutip Jumat (16/6/2023).
Luhut membeberkan bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami kelebihan pasokan listrik sekitar 5,2 Gigawatt (GW) di pulau Jawa. Namun dengan hadirnya industri, kelebihan pasokan listrik saat ini hanya tersisa 1,2 GW.
"Apa artinya Rp 47 triliun kita hemat. Jadi manajemen itu sangat penting. Cara kita melakukannya harus transparan," kata dia.
Selain smelter aluminium, Luhut berharap pembangunan proyek smelter tembaga yang dikerjakan PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik dapat tuntas pada tahun depan.
"Mudah-mudahan awal tahun depan dan waktu yang sama minggu depan kita akan groundbreaking copper foil, ini bagian dari lithium baterai. Jadi semua hilir akan ada di sana," kata dia.
RI surplus dagang dengan China
Menko Marves Luhut juga memamerkan capaian perdagangan Indonesia dengan China yang cukup memuaskan. Di mana dalam dua tahun terakhir ini RI bisa mencatatkan surplus.
Berdasarkan paparan Luhut, sejak tahun 2010 nilai impor dari China masih lebih besar dibanding ekspor Indonesia ke China.
Namun sejak 2021-2022 Indonesia secara tahunan mulai mendapati surplus perdagangan dengan Tiongkok.
"Dulu perdagangan kita dengan China selalu defisit. Lihat di 2010 ini, tapi dua tahun terakhir kita surplus," ungkap Luhut.
Meski begitu, Luhut menyebut China tetap memberlakukan bea masuk anti-dumping sebesar 20% pada produk iron steel.
"Dulunya negatif, lihatlah surplus dua tahun terakhir," ungkap Luhut.
Menurut Luhut beberapa orang Indonesia tidak menyadari atas pencapaian yang telah dilakukan pemerintah saat ini. Meski belum menjadi negara yang sempurna, setidaknya Indonesia sedang menuju ke arah yang benar. [Democrazy/CNBC]