DEMOCRAZY.ID - Kapal selam Titan yang melakukan ekspedisi ke bangkai kapal Titanic, di Samudra Atlantik, dipastikan hancur setelah mengalami ledakan dahsyat.
Ledakan tersebut menyebabkan kelima penumpang kapal selam tewas, bahkan sebelum mengetahui apa yang terjadi.
Puing-puing kapal milik perusahaan ekspedisi OceanGate ditemukan pada Kamis (22/6/2023), menguatkan ledakan besar yang menewaskan semua penumpang.
Penjaga Pantai Amerika Serikat mengatakan, susunan sisa-sisa kapal selam ditemukan sekitar 488 meter dari Titanic.
Dikutip dari New York Post, kapal selam Titan diduga mengalami ledakan beberapa saat setelah dinyatakan hilang 1 jam 45 menit dalam penyelaman.
Pakar penyelaman dan pendiri perusahaan kapal selam Sub-Merge, Ofer Ketter mengatakan, kapal berada sekitar 3.000 meter di bawah permukaan laut saat komunikasi terputus.
Pada kedalaman tersebut, tekanan air yang sangat besar menimbulkan retakan atau kerusakan lambung kapal selam, sehingga membuat kapal selam meledak.
Kapal selam Titanic yang hilang pada hari Minggu dengan lima orang di dalamnya mengalami 'ledakan dahsyat', menewaskan semua orang di dalamnya.
Kesaksian Mantan Penumpang Kapal Tur Titanic: Neraka di Sana!
Arthur Loibl, seorang petualang Jerman yang pernah menjelajahi puing-puing Titanic dengan kapal selam yang sama bahkan menyebutnya sebagai misi bunuh diri.
"Saya sangat beruntung saat itu," kata Arthur Loibl kepada media Jerman Bild tentang petualangannya yang menegangkan.
Saat itu, dia membayar sekitar 100 ribu euro (sekitar Rp 1,6 M) untuk melakukan pengembaraan bawah air berbahaya itu pada Agustus 2021, menyelam sekitar 3.800 meter ke bangkai Titanic.
"Itu adalah misi bunuh diri pada waktu itu. Kapal selam pertama tidak bekerja, sehingga saat sudah menyelam sedalam 1.600 meter harus ditinggalkan," katanya dikutip dari New York Post.
Mereka akhirnya menyelam terlambat lima jam karena masalah kelistrikan yang dia curigai sebagai penyebab hilangnya Titan saat ini.
Tidak hanya itu, terjadi permasalahan lain tepat sebelum pelayaran, yakni braket tabung stabilisasi yang menyeimbangkan kapal selam robek dan harus disambungkan kembali.
Loibl juga mengungkap kondisi sempit di dalam kapal Titan cukup menyiksa.
"Anda membutuhkan saraf yang kuat, Anda tidak boleh sesak dan Anda harus bisa duduk bersila selama sepuluh jam," jelasnya.
"Neraka di sana. Hanya ada ruang 2,5 meter, empat derajat suhunya, tak ada kursi. Saya merasa tidak enak, saya gugup. Saya sangat beruntung saat itu," tambah Loibl.
Bahkan Loibl menyebut dari semua petualangannya, termasuk terbang di atas Rusia dengan pesawat tempur MiG-29 dan mengunjungi Kutub Utara dan Selatan, ekspedisi Titan adalah yang paling ekstrem.
Namun saat mencapai Titanic, dia menggambarkan perasaan euforia. Saat itu, Titan mengitari bangkai kapal dua kali dan sekali mendarat di geladaknya sebelum melakukan perjalanan pulang.