DEMOCRAZY.ID - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak efektif dan optimal.
Alasannya, karena hanya beroperasi dengan jarak 142 kilometer, di mana banyak jenis transportasi lain yang menawarkan rute yang sama.
“Pertanyaannya kenapa? Karena satu kecepatan maksimal itu sulit ditempuh karena kalau itu harus berhenti di beberapa stasiun,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 23 Juni 2023.
Selain itu, jika hanya Jakarta-Bandung efek terhadap memunculkan wilayah pertumbuhan ekonomi baru hanya mengikuti seberapa jarak jalurnya.
Sebetulnya, kata Aditya, kereta cepat yang kompetitif itu ruang jaraknya antara 200-800 kilometer.
Menurut dia, jika jaraknya di bawah 200 kilometer, masih bersaing dengan kendaraan transportasi darat berbasis jalan tol.
Sementara, jika jaraknya di atas 800 kilometer, akan kalah bersaing dengan moda transportasi udara, pesawat.
“Sehingga kalau kereta cepat hanya beroperasi di Jakarta-Bandung itu sebetulnya satu tidak optimal, dua enggak sustainable, sulit untuk berkelanjutan,” tutur dia.
Kereta cepat di negara manapun, karakternya efektif karena jaraknya 200-800 kilometer, tidak ada yang di bawah 200 kilometer.
Aditya mencontohkan proyek awal kereta cepat seperti Tokyo, Busan, hingga Paris, semuanya pasti di atas 200 kilometer, termasuk di Beijing.
“Sehingga sebetulnya ya memang enggak akan feasible kalau kereta cepat itu hanya beroperasi Jakarta-Bandung,” ucap Aditya.
Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pengelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan melakukan soft launching pada 18 Agustus 2023.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi—kerap disapa Edo—mengatakan pada saat soft launching itu akan dimulainya operasional uji coba kereta hingga Oktober 2023.
Dia mengatakan KCIC ingin saat beroperasi nanti, penumpang dari Jakarta ke Bandung, dari Stasiun Sudirman bisa naik LRT dan turun di Stasiun Halim. Kemudian menggunakan kereta cepat menuju ke Stasiun Padalarang, begitu pula sebaiknya.
“Atau mau dari Halim nih mau ke Kota Bandung ya sudah pakai kereta cepat turun di Padalarang, lalu pakai KA feeder,” tutur Edo.
Sebelumnya soft lauching, kata Edo, Presiden Joko Widodo alias Jokowi akan segera menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
“Infonya begitu (bulan Juli),” ujar dia.
Menurut Edo, soal rencana kepala negara mencoba kereta cepat itu bergantung pada protokoler istana.
KCIC, kata dia, hanya mengikuti saja. Yang paling penting adalah menyiapkan semuanya.
“Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) sudah coba. Apa yang masih belum disempurnakan, kita sempurnakan,” ucap dia.
Sementara, Luhut memastikan bahwa dalam soft lauching dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung nantinya masyarakat bisa mencoba sepur kilat itu secara gratis.
“Jadi dari presiden kemarin sudah kasih instruksi bahwa kita berikan rakyat kita sepanjang rel kereta api ini untuk mencpba secara gratis,” kata dia.
Luhut tidak menjelaskan detail mekanisme dari masyarakat yang bisa menjajal kereta cepat secara gratis.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa program gratis itu akan dilakukan sampai dengan Oktober 2023.
“Soft operation, uji coba. Gratis sampai Oktober, penumpangnya akan dipilih,” ucap Budi Karya. [Democrazy/Tempo]