HOT NEWS POLITIK TRENDING

Keakraban Jokowi, Prabowo, dan Sang 'Naga', Penuh Tawa di PIK

Democrazy Media
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Keakraban Jokowi, Prabowo, dan Sang 'Naga', Penuh Tawa di PIK


DEMOCRAZY.ID - Baru-baru ini, terlihat penampakan tiga sosok berpengaruh di Indonesia dalam satu kesempatan.


Mereka adalah Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan pebisnis yang kerap disebut 'Sang Naga' Sugianto Kusuma (Aguan).


Ketiganya tampak tertawa lebar dalam acara peresmian Tzu Chi Hospital Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara, Jakarta Utara, pada Rabu (14/6) lalu.


Jokowi dan Prabowo tampak mengenakan batik resmi. Sementara Aguan mengenakan setelah jas hitam yang rapi.


Dalam kesempatan itu, turut hadir pula Menteri Sekretaris Negera Pratikno, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, serta salah satu Wakil Ketua Yayasan Tzu Chi Indonesia, CEO Sinar Mas Group Franky Widjaja.


Jokowi ditemani rombongan menteri dan Aguan berkeliling rumah sakit untuk melihat fasilitas penanganan pasien. Mulai dari pengobatan kanker, thalassemia, sumsum tulang, dan fasilitas lainnya.


Ia mengaku puas dengan peralatan rumah sakit yang sudah sangat modern. Jokowi pun meminta agar warga RI tak perlu lagi berobat ke luar negeri.


"Kita ingin semuanya sehat, kalau sakit jangan pergi ke luar negeri, pergi saja ke Tzu Chi Hospital," ujarnya mempromosikan rumah sakit tersebut.


Aguan yang merupakan pendiri Agung Sedayu Group dalam acara itu hadir sebagai salah satu Wakil Ketua Yayasan Tzu Chi Indonesia.


Jejak Tzu Chi Indonesia, Dekat dengan Pemerintah


Sebagai informasi, Tzu Chi merupakan yayasan yang berdiri di Indonesia pada 1994. 'Benihnya' masuk pada 1993, ketika Liang Cheung yang merupakan relawan Tzu Chi Taiwan datang ke Indonesia.


Ia melihat banyak penderitaan dan mengajak beberapa pengusaha untuk menjadi donatur, serta membangun yayasan Tzu Chi di Tanah Air, dikutip dari website resminya, Sabtu (17/6/2023).


Kerap disebut sebagai yayasan umat Buddha, Tzu Chi selalu bergerak cepat mengulurkan bantuan terkait bencana. 


Misalnya saja saat Gunung Merapi Meletus, Tsunami Aceh, hingga pandemi Covid-19 2020 lalu.


Pada 2003, Megawati Soekarnoputri yang kala itu menjabat Presiden RI meresmikan Perumahan Cinta Kasih yang dibangun Tzu Chi di Cengkareng. Fasilitasnya lengkap, mulai dari poliklinik, sekolah, balai warga, musala, dan pusat daur ulang.


Kedekatan Tzu Chi dengan Aguan dan Sinar Mas


Tzu Chi menjadi salah satu yayasan di Indonesia yang acara-acara peresmiannya kerap didatangi pejabat pemerintahan, hingga Presiden. 


Selain Megawati yang turut meresmikan Perumahan Cinta Kasih, Jokowi bersama jejeran menteri juga turut meresmikan Tzu Chi Hospital.


Hal ini tak lepas dari peran pengusaha berpengaruh yang menjadi figur penting di Tzu Chi Indonesia. Misalnya saja Eka Tjipta, pendiri Sinar Mas Group.


Pada 1998, Eka Tjipta bersama istri dan anak bungsunya Franky Widjaja bertemu dan mengobrol selama 2 jam bersama Master Cheng Yen di Taiwan.


Ia terkesima dengan kedermawanan Master Cheng Yen. Sepulangnya dari Indonesia, krisis moneter di Indonesia memuncak dan berujung kerusuhan. Eka Tjipta memberikan dukungan penuh ke Tzu Chi Indonesia dalam bentuk bantuan pascakrisis.


Sinar Mas Group juga memberikan pinjaman tempat untuk menjadi kantor resmi Tzu Chi di Mangga Dua, Jakarta. Masa ini turut menandai perkembangan Tzu Chi di Indonesia.


Lalu pada 2002, saat banjir menggenangi banyak wilayah Jakarta, Aguan terdorong untuk memberikan bantuan makanan ke rumah-rumah warga. 


Tak lama kemudian, ia turut diajak Eka Tjipta untuk mendukung rencana Tzu Chi membangun rumah untuk korban banjir di bantaran Kali Angke.


Sebagai pengusaha properti, Aguan serta-merta setuju. Saat menghadap Master Cheng Yen bersama relawan Tzu Chi lainnya, Aguan kerap menjawab "no problem" untuk segala tugas yang diberikan padanya. Ia pun dikenal sebagai 'Mr. No Problem'.


Aguan 'Sang Naga'


Aktivis Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim (2014) malah menyebut Aguan sebagai Naga Kedua dari 9 Naga.


Istilah '9 Naga' sudah tak asing terdengar. Bak legenda, tak ada yang pernah benar-benar mengonfirmasi keberadaan kelompok ini, termasuk anggota di dalamnya.


Jejak awal dari 9 Naga setidaknya dapat ditarik sejak masa Orde Baru. Pada masa itu 9 Naga atau dikenal juga 'Gang of Nine' sangat berkonotasi negatif dan seram.


Mengacu pada investigasi Tempo berjudul "Mafia Bisnis" Tommy Winata (2020, hlm 12), 9 Naga atau Gang of Nine merujuk pada sekelompok orang yang menguasai bisnis remang-remang: dari judi, obat bius, hingga penyelundupan.


Konon, mereka punya bekingan kuat yang membuat sepak terjangnya tak tersentuh untuk memuluskannya bermain di bisnis gelap.


Namun, tidak diketahui pasti siapa orang-orangnya. Masih mengacu pada investigasi Tempo (hlm. 94), pengusaha seperti Aguan, Haryadi Kumala, Iwan Cahyadi, Yorrys, Arief Cocong, Edi Porkas, Arie Sigit, Jony Kusuma, dan Tommy Winata disebut sebagai kelompok Gang of Nine.


Meski demikian, lagi-lagi itu hanyalah spekulasi publik. Beberapa di antara mereka pun sudah memberi bantahan.


Seiring berjalannya waktu, 9 Naga memiliki konotasinya lebih netral, yakni sebutan untuk para pengusaha penguasa ekonomi Indonesia di masa Orde Baru.


Sebutan ini adalah hasil simbiosis mutualisme antara penguasa dan pengusaha. Sebutan ini bertahan hingga Orde Baru runtuh. [Democrazy/CNBC]

Penulis blog